Masjid Besar Suruh Semarang Ini Telah Berusia 2 Abad

Masjid Besar Suruh Semarang Ini Telah Berusia 2 Abad

Eko Susanto - detikNews
Sabtu, 19 Mei 2018 10:20 WIB
Foto: Eko Susanto/detikcom
Semarang - Masjid Besar Suruh, Kabupaten Semarang ini usianya telah mencapai 202 tahun. Hal ini sesuai dengan piagam yang terpasang di dinding masjid menyebutkan berdiri sejak tahun 1816.

Bangunan masjid yang disangga dengan empat tiang penyangga utama dari kayu. Selain itu, di atas ruang pengimaman tertulis huruf Arab maupun huruf Jawa serta tertulis angka tahun 1816.

Dalam piagam tersebut disebutkan pembangunan masjid dilakukan Kiai Mas Ngabehi Astrawijaya atau yang memiliki nama asli Kiai Domo. Warga secara turun temurun mengenalnya Kiai Domo sebagai seorang bangsawan dari Keraton Surakarta Hadiningrat.
Jam bancetJam bancet Foto: Eko Susanto/detikcom

"Sesuai dalam piagam masjid ini berdiri tahun 1816. Semua bangunan ini masih asli, hanya di serambil yang baru," kata Ketua Takmir Masjid Besar Suruh, Achmad Ma'mun (72), saat ditemui, Jumat (18/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberadaan Masjid Besar Suruh, katanya, telah masuk Benda Cagar Budaya (BCB). Untuk itu, keaslian bangunan masjid dipertahankan.

"Peninggalan lainnya tempat untuk kutbah. Tapi, tempat kutbah yang masih asli sekarang sudah tidak dipakai karena dimakan usia untuk faktor keselamatan dan masih ada di dalam masjid," ujarnya.

Selain masjid yang kini telah berusia 202 tahun atau 2 abad itu, ada peninggalan lain berupa beduk besar dan kentongan. Untuk kentongan besar yang digantung dekat beduk tersebut tertulis angka tahun 1889.

"Kalau informasi yang kami terima beduk yang terbesar pertama di Purworejo, kedua yang ada disini," ujarnya.

Wakil Ketua Takmir Masjid Besar Suruh, M Zakaria (66), menambahkan, selain masjid yang sudah masuk Benda Cagar Budaya, ada peninggalan lainnya.
beduk terbesar kedua setelah beduk di Purworejobeduk terbesar kedua setelah beduk di Purworejo Foto: Eko Susanto/detikcom

"Di depan masjid ada jam bancet, tapi kalau orang-orang sekarang nggak bisa membacanya," ujar dia.

Selama puasa Ramadan, kata dia, kegiatan yang dilangsungkan antara lain salat tarawih, tadarus Alquran dan buka bersama.

"Untuk buka bersama, menu buka dari warga," katanya.

[Gambas:Video 20detik]

(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads