Masjid tiban Jatisalam yang terletak di Dusun Jatisalam, RT 04/ RW 07, Desa Semawung, Kecamatan Purworejo itu diperkirakan sudah ada sejak tahun 1478 Masehi. Hingga kini tidak ada yang tahu siapa yang pertama kali membangun masjid itu, itu lah kenapa masjid tersebut dinamakan masjid tiban.
Tiban sendiri berasal dari bahasa jawa tibo/tiba yang artinya jatuh. Secara harfiah, makna tiban bisa diartikan sesuatu yang jatuh dari langit atau tiba-tiba ada tanpa diketahui siapa yang membuatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Namanya masjid tiban, pastinya tidak ada yang tahu kapan dibangun. Tapi yang jelas pada tahun 1478 masjid itu sudah ada. Dulu kiainya Raden Abdul Rakub yang juga keturunan Kanjeng Susuhunan Pakubuwono pertama. Bahkan konon ceritanya Pangeran Diponegoro juga pernah mampir ke sini," kata pengelola masjid yang juga sejarawan, Sumaryono (51) ketika ditemui detikcom di masjid tiban Jatisalam, Kamis (17/5/2018).
Meski sudah beberapa kali direnovasi, bangunan dalam masjid hingga kini masih dipertahankan keasliannya. Tiang utama atau soko yang terdiri dari 4 buah kayu jati bulat masih berdiri kokoh di tengah-tengah ruang utama.
![]() |
"Ukiran di langit-langit itu juga masih asli, selain itu juga ada mimbar dan bedug yang masih asli. Tapi bedugnya disimpan dan tidak digunakan lagi biar nggak rusak," imbuhnya.
Keaslian lain yang sekaligus menjadi ikon unik di masjid itu adalah tempat wudlu yang terbuat dari tanah liat yang disebut dengan Padasan Limo. Padasan Limo atau tempat wudlu yang berjumlah 5 itu hingga sekarang masih ada dan digunakan untuk berwudlu. Padasan yang berjumlah 5 itu juga melambangkan rukun Islam.
Tidak hanya itu, keberadaan sumur di samping padasan yang airnya digunakan untuk berwudlu juga dipercaya memiliki khasiat tersendiri. Bahkan air sumur itu tidak pernah kering meskipun saat kemarau panjang.
![]() |
"Air sumurnya sangat jernih dan tidak pernah kering walaupun musim kemarau. Warga sekitar percaya, bagi siapa saja yang membasuh muka (wudlu) di padasan 5 dengan air sumur itu maka akan awet muda, dan yang meminumnya sambil berdoa maka akan hilang segala penyakitnya," urainya.
Setiap hari masjid ini selalu ramai digunakan untuk beribadah terutama saat bulan suci Ramadhan tiba. Setiap sore, lantunan ayat-ayat suci Al-quran terdengar dari serambi masjid. Malam harinya, masjid juga sesak dipenuhi para jamaah salat tarawih.
"Halamannya sering buat bermain anak-anak. Kalau pas Ramadhan ya semakin ramai, anak-anak setiap sore ngaji dan dulanjutkan buka bersama, malamnya buat tarawih dan tadarus," pungkas Sumaryono. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini