"Seperti (kasus terorisme) yang di Surabaya, katanya ada anak usia 8 tahun sudah pernah ikut kejuaraan di Solo. Kemudian mau mengikuti kejuaraan di Malaysia. Itu semua tidak benar," kata Afnan kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (17/5/2018) malam.
"Di Tapak Suci itu tidak ada kejuaraan usia dini. Itu tidak ada. Kemudian di Malaysia, itu kejuaraan pencak silat itu tidak ada yang usianya dini. (Usia) 8 tahun itu belum boleh mengikuti kejuaraan fisik, kecuali seni. Seni itupun dibatasi," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sangat mengharapkan pemerintah untuk kroscek pihak-pihak terkait, terutama yang terkena (dampak), termasuk kita. Di Tapak Suci juga sudah melakukan kroscek ke pemda setempat, ternyata tidak ada nama Aisyiah atau siapa itu," ungkapnya.
Lebih lanjut Afnan yang juga merupakan anggota DPD RI dari DIY tersebut mendesak pemerintah segera menyelesaikan sejumlah kekerasan teros yang merebak kembali dalam beberapa waktu terakhir.
"Saya yakin pemerintah tahu siapa motivatornya, kemudian provokatornya sebenarnya juga tahu. Tinggal nangkap, tapi tidak dilakukan," kata Afnan.
Afnan mendukung langkah pemerintah untuk mengungkap dalang dan provokator sejumlah aksi teror tersebut agar tidak muncul kecurigaan antar golongan di tengah masyarakat. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini