Sarju, pembawa acara menjelaskan, para penari Tari Lentog merupakan keluarga dari pelaku usaha makanan lentog. Lentog merupakan makanan khas Kudus.
"Penari laki-laki adalah benar penjual lentog. Yang penari perempuan adalah anak dari penjual makanan lentog," terang Sarju, Rabu (16/5/2018).
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kudus Yuli Kasiyanto menambahkan, kegiatan rutin Dhandangan adalah rutinitas di kabupaten setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Visualisasi Dhandangan Kudus jelang Ramadan. Foto: Akrom Hazami/detikcom |
Dhandangan adalah tradisi peninggalan Sunan Kudus sejak 450 tahun lalu atau sekitar 4 abad, untuk menyambut datangnya awal Ramadan.
Bupati Kudus Musthofa mengatakan, sambutan ini adalah yang terakhir selama dia menjabat jadi bupati. Terutama pada kesempatan penyambutan Ramadan.
"Sebab setelah ini saya akan ke Senayan memperjuangkan Kudus ke depan," katanya.
Visualisasi Dhandangan Kudus jelang Ramadan. Foto: Akrom Hazami/detikcom |
Pembukaan kegiatan Visualisasi Dhandangan ditandai dengan pemukulan beduk oleh perwakilan pengusaha Thomas Budi Santoso.
Ribuan warga tampak tumplek-blek di Alun-alun Kudus sejak sore. Acara akan berlangsung sampai petang hari.
Sejumlah acara meramaikan seperti persembahan kolosal tari dan beberapa hiburan lain. (sip/sip)












































Visualisasi Dhandangan Kudus jelang Ramadan. Foto: Akrom Hazami/detikcom
Visualisasi Dhandangan Kudus jelang Ramadan. Foto: Akrom Hazami/detikcom