Meriahnya Warak Ngendhog Sambut Ramadan di Dugderan Semarang

Meriahnya Warak Ngendhog Sambut Ramadan di Dugderan Semarang

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Selasa, 15 Mei 2018 15:32 WIB
Warak Ngendhog beraksi di Dugdera. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Semarang - Hewan fantasi khas Semarang, Warak Ngendhog menari-nari di halaman Balai Kota diiringi kembang manggar yang merekah. Suasana karnaval Dugderan pun meriah dengan datangnya penonton yang tumpah ruah.

Dugderan merupakan tradisi tua Kota Semarang setiap menyambut bulan Ramadan. Tradisi ini khas dengan diaraknya Warak Ngendhog dan kembang manggar menuju Masjid Agung Kauman, Semarang.

Tarian Warak Ngendhog yang lincah di halaman Balai Kota Semarang menjadi penanda acara dimulai. Para penari membawa patung Warak Ngendhog sembari bergoyang mengikuti lagu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warak Ngendhog dijunjung dalam tarian sebagai simbol kerukunan warga Kota Semarang yang terdiri dari berbagai ras. Kepala Warak yang berbentuk naga melambangkan keturunan China, tubuh Buroq melambangkan keturunan Arab, dan kaki kambing melambangkan warga asli Jawa.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dalam Dugderan berperan sebagai pendahulunya, Kanjeng Bupati Arya Purbaningrat. Kanjeng Bupati memberikan sambutan dalam acara dengan menggunakan bahasa Jawa.

Meriahnya suasana Dugderan sambut Ramadan di Semarang. Meriahnya suasana Dugderan sambut Ramadan di Semarang. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom

"Dugderan merupakan warisan leluhur. Mewujudkan guyub, rukun, persatuan dan kesatuan," kata Kanjeng Bupati dengan bahasa Jawa di Balai Kota Semarang, Selasa (15/5/2018).

Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Hendi ini juga sempat meminta warga berdoa untuk para korban teroris di Jawa Barat dan Surabaya.

Usai melakukan sambutan, Hendi kemudian memukul bedug dengan keras. Setelah itu iring-iringan karnaval pun mulai jalan melewati tamu undangan.

"Warak Ngendhog menggambarkan masyarakat majemuk yang berperilaku positif, bersih," tandas Hendi.

Tahun ini tema yang diangkat adalah "Dugderan Membangun Kebersamaan dan Kerukunan Mewujudkan Semarang Hebat" dan diikuti lebih dari 2.300 peserta yang terdiri dari siswa sekolah, mahasiswa, warga, dan lainnya.

Kanjeng Bupati, Ketua DPRD Kota Semarang, dan Muspida juga ikut bergabung bersama rombongan menggunakan Kereta Kencana dan bendi hias. Bedanya tahun ini Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Abiyoso Seno Aji turun langsung memimpin pengawalan menggunakan kuda unit satwa Polrestabes Semarang.

Meriahnya Warak Ngendhog Sambut Ramadan di Dugderan SemarangWali Kota Semarang selaku Kanjeng Bupati Arya Purbaningrat memukul bedug membuka karnaval Dugderan. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom

Rombongan kemudian karnaval berjalan menuju Masjid Agung Kauman Semarang untuk melaksanakan prosesi selanjutnya yaitu penyerahan Suhuf Halaqoh dari alim ulama kepada Kanjeng Bupati.

Nah, inilah inti dari Dugderan yang sudah ada sejak tahun 1881, dimana dilakukan pemukulan bedug disertai suara meriam. Suara benda itulah yang menjadi cikal bakal nama Dugderan, "dug, dug, dug", "der, der, der".

Rangkaian kegiatan masih berlanjut, Kanjeng Bupati membagikan kue khas Semarang yaitu Ganjel Rel dan air Khataman Alquran dengan makna warga merelakan hal yang mengganjal dan bersih dengan meminum air Khataman Alquran ketika memasuki bulan Ramadan.

Meriahnya Warak Ngendhog Sambut Ramadan di Dugderan SemarangWali Kota Semarang selaku Kanjeng Bupati Arya Purbaningrat memukul bedug membuka karnaval Dugderan. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom


Prosesi terakhir yaitu rombongan berjalan lagi ke Masjid Agung Jawa Tengah untuk penyerahan Suhuf Halaqoh dari Kanjeng Bupati Arya Purbaningrat kepada Raden Mas Tumenggung Probohadikusuma yang diperankan Sekda Provinsi Jateng, Sri Puryono.

Raden Mas Tumenggung ProboHadikusumo kemudian menutup acara dengan mengumumkan ke warga bahwa sebentar lagi memasuki bulan Ramaan. Itu lah inti dari Dugderan, menandakan masuknya bulan Ramadan. (alg/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads