Wakil Rektor 1 ISI Yogyakarta, Wayan Dana mengatakan, tahun ini pihaknya memiliki program bernama sospro (sosialisasi dan promosi). Menurutnya, sospro adalah program khusus dari kampus untuk menarik minat calon mahasiswa baru.
"Khusus tahun ini kita melaksanakan itu (sospro). Hampir semua jurusan diutamakan, tetapi dari sospro mengajak prodi-prodi yang minatnya rendah. Misalnya pedalangan, karawitan, etno (etnomusikologi)," jelas Wayan kepada wartawan di ISI Yogyakarta, Senin (30/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun ini, ada 13 pendaftar (seni pedalangan) di jalur SBMPTN. Mau naik (animonya), biasanya kalau kita melaksanakan ujian mandiri sekitar 5-6 (pendaftar). Ini baru ikut SBMPTN sudah 10 (pendaftar) lebih," ungkapnya.
"Sudah lumayan. Sudah menarik minat (calon mahasiswa baru) yang memang belum mengerti bisa memahami. Karena kan ada SBMPTN dan mandirinya nanti. (Semoga) bisa melebihi dari kuotanya," lanjutnya.
Wayan menjelaskan, ada beberapa penyebab beberapa jurusan di ISI Yogyakarta sepi peminat. Salah satunya karena bidang studi tersebut memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Dia mencontohkan seni pedalangan khususnya pedalangan Ngayogyakarta.
"Contoh bahasa Jawa-nya saja susah, sabet dan lain sebagainya. Tapi kita sudah membuktikan ada mahasiswa yang berasal dari Lampung bisa lulus pedalangan, karena kesungguhan dan kedisiplinan itu," pungkas dia. (bgs/bgs)











































