Hitungan mundur menandai dimulainya perhelatan akbar itu. Tepat pukul 06.00 WIB, para penari pun muncul ke halaman rektorat ISI Surakarta dan mulai berlenggak-lenggok menyajikan berbagai tarian.
Tampak tiga orang penari wanita menjadi 'tokoh utama' yang bakal terus menari hingga 24 jam ke depan. Mereka adalah Wirastuti Wiraningtyas asal Surakarta, Sri Anjani Safitri asal Sumedang, Agatha Irena Praditya asal Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain tiga penari 24 jam, terdapat pentas tari lain yang juga diselenggarakan 24 jam dengan pemain yang bergantian. Pentas dibagi dalam beberapa lokasi, yakni di pendapa, Teater Besar, Teater Kecil dan Teater Kapal.
Sedikitnya terdapat 160 kelompok seni yang turut berkontribusi dalam terselenggaranya peringatan HTD tersebut. Mereka terdiri dari seniman, mahasiswa perguruan tinggi seni maupun nonseni, sanggar tari, siswa SMP, SMA dan SMK.
"Mereka berasal dari Atambua-Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sintang-Kaltim, Majalengka, Kudus, Surabaya, Tegal, Gunungkidul. Dari luar negeri ada Prancis dan Tiongkok," ujar Humas ISI Surakarta, Esha Karwinarno.
Tak hanya tarian, ISI Surakarta juga menggelar pameran seni dan bedah buku karangan kritikus tari Sal Murgiyanto. Pada puncak acara 24 jam menari, akan ditampilkan orasi budaya gagasan dan pemikiran Garin Nugroho. (sip/sip)