"Kami optimis, survei belum tentu fakta, pengalaman Pilkada DKI kan semua Ahok segala-galanya, bahkan optimis satu putaran. Maka kami akan terus bergerak tingkatkan popularitas, kami optimis, akan sosialisasi secara masif," ujar Sekretaris DPD Gerindra Jateng, Sriyanto Saputron saat dihubungi detikcom, Rabu (25/4/2018).
Terbelahnya suara di tingkat grassroot menurut Sriyanto karena popularitas Sudirman Said yang memang di bawah Ganjar Pranowo. Alat peraga Sudirman Said yang sempat terlambat dikeluarkan oleh KPU juga bisa jadi penyebab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang juga juru bicara tim Sudirman-Ida itu menjelaskan penekanan terhadap kader partai dari tingkat bawah untuk satu dukungan pasti dilakukan. Oleh sebab itu pihaknya tetap optimis dan tidak mengandalkan hasil lembaga survei.
"Setidaknya untuk referensi. Kita tidak terpengaruh lembaga survei," katanya.
Survei dilakukan tanggal 3-10 April 2018 dengan metode multi stage random sampling, responden 600 orang dan margin of error Β±4,1 persen.
Dalam survei distribusi pemilih pada segmen pemilih partai, suara dari pemilih di Gerindra dan PKS terbelah ke pasangan Ganjar-Yasin dan Sudirman-Ida. Besarannya yaitu sama-sama 37,50 persen di Gerindra dan sama-sama 40 persen di PKS.
Direktur LSKP-LSI Denny JA, Sunarto Ciptoharjono menyebut PAN dan PKB konsisten memilih Sudirman-Ida. Ia juga menjelaskan survei distribusi pemilih segmen pemilih partai itu berada di tingkat grassroot. (sip/sip)











































