Digelarnya istighosah tersebut sengaja bertepatan dengan momentum peringatan hari lahir RA Kartini. Para ibu kader Fatayat berseragam serba putih nampak memadati lokasi kegiatan.
Ketua PAC Fatayat Bulu, Hartin Muntachobah mengatakan, kegiatan tersebut merupakan inisiasi PAC Fatayat Bulu. Hal tersebut dalam rangka menggaungkan gema perayaan hari lahir RA Kartini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengakui kehadiran Ida Fauziyah dalam kegiatan tersebut diundang dalam kapasitasnya sebagai penasihat Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU. Dalam kesempatan itu turut hadir jajaran pengurus DPC PKB dan Partai Gerindra. Nampak hadir pula istri dari Sudirman Said, Astrid.
Ketua Dewan Syuro DPC PKB Rembang, KH Chamid Mabrur dalam sambutannya berharap agar kader Fatayat Rembang menyatukan suara untuk sepakat memilih Ida Fauziyah yang berpasangan dengan Sudirman Said sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Jawa Tengah pada Pilgub 2018 mendatang.
"Utamanya soal full day school, Pondok Pesantren ini sangat terdampak, saya sendiri merasakannya. Maka saya berharap jika Mbak Ida Fauziyah ini terpilih, semoga dapat memperjuangkan keluhan kami, dan NU," terangnya.
Sementara itu, Ida Fauziyah dalam paparannya bercerita peran RA Kartini yang sangat besar dalam hal perjuangan emansipasi wanita. Melalui sahabat penanya di Belanda, menurutnya, Kartini bertukar pendapat dan mulai belajar untuk ditularkan ke perempuan di Indonesia.
"139 tahun yang lalu Kartini sudah berpikir bagaimana perempuan itu pintar, dan di tahun itu pula Kartini sudah berpikir bagaimana perempuan itu bisa kuat. Beliau itu memperjuangkan emansipasi bukan untuk mengalahkan kaum pria, namun hanya untuk menegakkan keadilan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ida sempat menyinggung soal angka kemiskinan di Jawa Tengah yang masih tinggi.
"Kita ini gelap menuju terang, karena ternyata di Jawa Tengah ini angka kemiskinannya masih tinggi. Dan di antara yang miskin itu perempuan, akibatnya derajat pendidikan derajat kesehatan perempuan itu lebih rendah," kata Ida.
Ida menyebutkan, derajat kemiskinan di Jawa Tengah masih di bawah indeks rata-rata nasional. Pada jumlah kemiskinan itu menurutnya masih didominasi oleh kaum perempuan.
"Karena dampak kemiskinan di Jateng, maka tidak ada pilihan lagi, kita harus keluar dari kondisi yang saat ini. Saya dan Pak Dirman memiliki cita-cita bagaimana menciptakan, menurunkan kemiskinan di Jawa Tengah secepat-cepatnya," imbuhnya
"Dengan cara apa? menciptakan lapangan kerja sebanyak 5 juta dalam 5 tahun. Menumbuhkan dan menguatkan 1 juta wirausahawan perempuan dalam waktu lima tahun. Karena daya survival perempuan itu lebih kuat," lanjut Ida.
Ia pun berangan-angan kaum perempuan di Jawa Tengah bisa menjadi soko guru pembangunan di Jawa Tengah. Dengan cara meningkatkan kompetensi keahlian para perempuan di Jawa Tengah.
"Kalau perempuan kuat, perempuan akses ekonominya lancar, Insyaallah perempuan dapat menjadi soko guru pembangunan di Jawa Tengah, menjadi motor perekonomian di Jawa Tengah," katanya. (sip/sip)











































