Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengikuti panen padi di Dusun Bantarjo dan Bakalan, Desa Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Senin (9/4/2018). Didampingi Ani Yudhoyono dan Edhi Baskoro Yudhoyono, SBY menyampaikan langkah-langkah hindari impor beras.
Panen raya tersebut digelar digelar oleh Partai Demokrat namun juga dihadiri oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo sebegai tamu undangan. Di tengah perbincangan dengan warga dan petani, SBY menegaskan bahwa petani merupakan salah satu pahlawan. SBY mengajak anak muda agar tidak malu bertani untuk regenerasi.
"Saya sering ke luar negeri, anak muda tidak malu bertani. Di Jepang, yang paling dianggap pahlawan itu guru, nomor dua petani. Karena petani yang memproduksi makan, di dunia tidak ada yang tidak memerlukan makanan. Sehingga, jadi, monggo (silakan) anak muda sekarang. Petani itu mulia, pemerintah motivasi anak muda, petani itu pahlawan, hero. Petani zaman sekarang bisa pakai teknologi, informasi bisa lewat internet," kata SBY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: SBY: Jika Partai Demokrat Kembali ke Pemerintahan...
SBY secara langsung juga mengapresiasi kerja keras para petani di Sleman yang produksi padinya surplus. Meskipun di sisi lain ada pembangunan infrastruktur serta sektor bisnis yang juga terus berjalan.
"Di Sleman, pertanian tetap jadi prioritas bahkan produksi surplus, ini tentu kerja keras dari petani yang sering dilupakan orang. Kalau surplus artinya Sleman sumbang beras untuk dibeli dan dimakan saudara di luar Sleman," ujarnya.
Menurut SBY, jika petani bisa terus memacu produksi padi maka bisa mengurangi ataupun menghentikan kebijakan pemerintah mengimpor beras. Dari pemaparannya, Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang paling banyak mengonsumsi beras sebagai makanan pokok sehari-hari.
"Indonesia bertekad jangan sedikit-sedikit impor beras, kita harus semakin swasembada. Miliki ketahanan tinggi, pangan cukup dengan penduduk yang banyak," imbuhnya.