Keluarga Menanti TKW Banyumas di London yang 18 Tahun Tak Pulang

Keluarga Menanti TKW Banyumas di London yang 18 Tahun Tak Pulang

Arbi Anugrah - detikNews
Senin, 09 Apr 2018 15:53 WIB
Parsim menunjukkan surat dari ibunya. Foto: Arbi Anugrah/detikcom
Banyumas - Seorang TKW asal Banyumas dilaporkan keluarganya sempat hilang kontak sejak 2005 silam. Saat ini TKW bernama Parinah telah ditemukan di London dan akan kembali ke Indonesia.

"Sejak tahun 2005 sudah tidak ada kontak lagi, posisi terakhir di London, baru ada kontak lagi 2018 melalui surat. Saya ditinggal ibu sejak kecil tidak tahu, pamitnya ke Arab Saudi. Kalo surat dan uang pernah dari tahun 1999 sampe 2004 setelah itu tidak lagi," kata anak Parinah, Parsim kepada wartawan saat berada di rumah pamannya di Rt 2 Rw 10, Desa Petarangan, Senin (9/4/2018).

Dia menceritakan, surat pertama dari sang ibu diterimanya pada tahun 2005. Dalam surat tersebut, Parinah mengaku ingin pulang ke Indonesia dan meminta Parsim mengurus keperluan kepulangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja saat itu Parsim mengaku belum tahu bagaimana cara-caranya agar ibunya bisa dia pulangkan. Kemudian saat ada surat lagi sekitar bulan Januari 2018 yang berisi surat dan sejumlah uang sebanyak 20 Pounsterling atau sekitar Rp380 ribu.

"2005 ada surat minta tolong diurusin cuma waktu itu kita tidak tahu caranya ngurus, saat itu sudah di London. (Kemudian) Dia ngabarin terakhir kemarin sekitar bulan Januari 2018 melalui surat yang isinya saya minta puang karena keadaan sakit," ujarnya.

Setelah mendapat surat tersebut dia langsung mendatangi kantor Imigrasi Cilacap dan diarahkan ke BP4TKI.

Usai melapor ke BP4TKI, Parsim kemudian dihubungi oleh Disnaker Kabupaten Banyumas yang meminta dirinya datang dan melenghkapi data yang dibutuhkan. Hingga kemudian pihak Disnaker Banyumas datang dan memberi kabar bahwa Parinah telah ditemukan.

"Informasi dari KBRI sekitar seminggu yang lalu lewat Disnakertran Banyumas. Katanya (berangkan) dari sana (London) hari Selasa besok tapi saya tidak tahu sampai sini hari apa," kata Parsim.

"Alasannya (keinginan Parinah pulang) sudah lama terus mau jumpa keluarga, kerjaan di sana asisten rumah tangga. Dia sempat cerita katanya majikannya baik, cuma ada surat dari sini ke sana tidak dikasih tahu. Kayak disembunyikan termasuk dokumen juga gitu. Kalau soal gaji dia tidak cerita sama sekali, kerja dari majikan pertama dari Arab sampe sekarang," jelasnya.

Diwawancara terpisah, Kepala Bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Penempatan Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Banyumas Agus Widodo, mengatakan jika pihaknya telah berkoordinasi dengan Kemenlu dan KBRI di London terkait laporan pihak keluarga Parinah.

"Atas dasar laporan itu kami langsung menghubungi dan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk bagian Perlindungan WNI dan kita sudah kontak terus dengan Kemenlu hari Kamis kemarin tanggal 5 April jika ada info bahwa Parinah ini akan dipulangkan," ujarnya.

Dia menjelaskan, dari informasi yang diperolehnya, Parinah berangkat keluar negeri pada tahun 1999. Sampai dengan sekarang tidak bisa pulang dan putus komunikasi itu sekitar tahun 2004-2005.

Parinah yang sempat pindah dari Arab Saudi ke London membuat keluarga kesulitan menghubunginya.

"Kendala informasi dari pihak keluarga itu kan dari majikan ke majikan. Sebetulnya satu majikan, tapi dari Arab ke London di perjalann ini sama sekali hilang kontak dengan keluarga dan kesulitan keluarga ini untuk mencari sampai di mana. Dan TKI nya tidak penah memberi tahu identitas terakhir sampai di mana sehingga keluarga sulit untuk mencari. Tapi alhamdulilah kemarin Parinah bisa menghubungi keluarga dan keluaraga bisa menghubungi kita," ujarnya.

Agus menjelaskan pihaknya belum bisa melacak Parinah berangkat bekerja keluar negeri melalui PJTKI mana. Sebab dari pihak keluarga pun tidak mengetahui dari Perusahaan mana Parinah dibenagkatkan.

"Sampai sekarang belum bisa terlacak dan kami sudah cek di sisko penempatan tenaga kerja luar sementara keluarga juga tidak bisa menjelaskan PT apa makanya sampai saat ini blm diketaui lewat PT apa," ujarnya.

Dia melanjutkan,Parinah rencananya akan pulang dari London besok. Biasanya sebelum pulang, tutur Agus, seluruh hak-hak TKI sudah harus diselesaikan dengan majikan sebelumnya.

Agus mengungkapkan, dari data yang diterima hingga Desember 2017 tercatat sekitar 2.658 warga Banyumas bekerja menjadi TKI di luar negeri dan tersebar di Hongkong, Taiwan, Malaysia, Korea dan Singapura. (arb/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads