Usai Pertemuan Tertutup, Warga Temon Tinggalkan Kantor PLN

Bantul - Setelah bertahan dalam waktu yang lama, warga Temon yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulon Progo (PWPP-KP) akhirnya bersedia membubarkan diri. Mereka sebelumnya memilih bertahan di Kantor PLN area Yogyakarta.

Mereka bertahan di kantor PLN area Yogyakarta itu berharap bisa bertemu dengan general manager (GM). Mereka kemudian bubar setelah sebelumnya dilakukan negosiasi antara perwakilan warga dengan pihak PLN dan kepolisian.

Sebelum membubarkan diri, warga sempat melakukan orasi singkat dan menyampaikan tuntutannya. Setelah itu, mereka satu per satu meninggalkan kantor yang berada di Jalan Gedongkuning No 3, Banguntapan, Bantul.

Baca juga: Diprotes Soal Pemutusan Listrik di Kulon Progo, Ini Kata PLN

Negosiasi antara warga dengan pihak PLN berlangsung tertutup. Negosiasinya dimulai sekitar pukul 19.15 WIB dan baru selesai sekitar pukul 21.00 WIB. Warga sendiri mulai meninggalkan kantor PLN sekitar pukul 21.30 WIB.

Asisten Manajer Perencanaan PLN area Yogyakarta, Akbar Huriyanda mengatakan, pasca bernegosiasi dengan warga pihaknya akan bertemu dengan pihak-pihak terkait. Kemudian hasilnya akan diampaikan ke warga.

"Hari Selasa minggu depan akan ada pertemuan dengan warga lagi (di Kantor PLN area Yogyakarta). Pada saat itu akan kami sampaikan apa yang bisa kami sampaikan," ucap Akbar kepada wartawan, Kamis (5/4/2018) malam.

Sementara terkait lamanya pertemuan antara warga dengan PLN malam ini, Akbar menyebut hal tersebut adalah hal yang lumrah. Bukan karena alotnya pembahasan atas tuntutan warga.

"Tapi kami juga masih butuh waktu, masih mengkaji. (Pemutusan jaringan listrik yang kami lakukan) dasarnya adalah putusan pengadilan," jelasnya.

Baca juga: Aksi Saling Dorong Warnai Protes Warga Kulon Progo di Kantor PLN

Kuasa Hukum PWPP-KP, Adnan dalam paparannya kepada warga mengatakan, warga jangan sampai patah semangat memperjuangkan hak-haknya. Warga harus tetap memperjuangkan kebenaran yang diyakininya.

"Kita jangan sekali-sekali patah semangat terkait kebenaran yang kita yakini. Dan yang pasti Hari Selasa (siang) kita akan datang kembali menanyakan kepastian (pemasangan jaringan listrik) ke PLN," katanya.

Salah satu warga PWPP-KP, Sofyan mengatakan, pihaknya menginginkan jaringan listrik yang diputus dipulihkan lagi. ORI (perwakilan DIY) memberi tenggang waktu 30 hari, tapi ternyata tidak ada evaluasi.

Menurutnya, pasca pemutusan jaringan listrik keseharian warga menjadi terganggu. Penerangan rumah-rumah warga padam. Akhirnya, sebagian warga terpaksa memakai genset untuk memerangi rumah mereka.

Hingga warga membubarkan diri, puluhan aparat Polres Bantul juga berjaga-jaga di sekitar kantor PLN. (bgs/bgs)