Pugianto, salah seorang petani tambak mengaku tambak miliknya yang berada di Desa Purworejo jebol lantaran tidak kuat menahan air yang mengalir sangat deras dari arah selatan. Ratusan ribu bibit Udang Vaname hilang terbawa air.
"Padahal ada paling tidak 110 ribu bibit Udang Vaname yang siap panen, justru hilang terbawa air. Selain itu, ikan bandeng siap panen juga hilang," jelasnya saat ditemui, Rabu (4/4/18).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hitungan kasar ya ada sekitar Rp 50 juta uang yang hilang, itu baru udang. Kalau ditambah yang bandeng, malah bisa sampai ratusan juta," imbuh Pugianto.
Petani tambak lainnya, Basuni, warga Desa Tasikharjo, yang dipercaya mengelola tambak yang ada di Desa Purworejo juga mengaku pasrah lantaran tambaknya jebol diterjang air banjir. Padahal tambaknya itu ada 20.000 bibit Udang Windu.
"Belum besar, baru isi 100 biji per kilo. Tapi kalau dipanen harganya antara Rp 40.000-50.000. Saya hanya ngurusi saja, yang punya tambak orang Tayu. Tadi sudah saya kabari tambaknya jebol diterjang banjir, tapi sampai sekarang belum datang," katanya.
Basuni mangaku, sudah sejak pagi berusaha menutup aliran air yang masuk ke tambak. Namun karena arus air sangat deras, usahanya sia-sia. Akhirnya ia hanya pasrah melihat udang dan ikannya terbawa banjir. (sip/sip)