Siswi tersebut adalah Lastri Lestari (17), anak dari pasangan alm Sogiman dan Sitiyem (50), warga Dusun Gulon, RT 3, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul. Lestari dijemput menggunakan ambulans Puskesmas dari rumahnya untuk dibawa ke sekolah. Selanjutnya dia dibawa ke ruang OSIS.
Di ruang tersebut, dia didampingi seorang pengawas dan pendamping. Karena kondisinya lumpuh, Lestari tidak mengerjakan soal lewat layar monitor, dia mengerjakan manual lewat paper test. Dia berbaring membaca soal ujian. Setelah menentukan jawabannya, seorang pendamping yang mencoret lembar jawaban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Lestari memiliki semangat belajar tinggi. Oleh karenanya, dia berkeinginan menyelesaikan sekolahnya. Selama sakit pun dia selalu menfotocopy buku teman-temannya.
Kakak Lestari, Ani Suryani (24) menerangkan, adiknya mengalami Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) sejak September 2017. Awalnya, gusinya mengalami pendarahan lalu diperiksakan ke dokter. Setelah dicek ternyata trombosit darahnya hanya 5.000
"Waktu itu periksa di RS Sardjito, terus dikasih obat. Awalnya masih bisa jalan tapi pelan-pelan. Ternyata efek obat terjadi pengeroposan tulang. Sehari minum 10 tablet. Dengan komposisi pagi 4, siang 4 dan malam 3. Akhirnya Bulan Desember mulai tidak bisa jalan," paparnya.
Karena kondisinya tak kunjung membaik pihak keluarga berinisiatif memindahkan pengobatan yang semula di RS Sardjito ke RS Panembahan Senopati Bantul. Sudah beberapa kali Lestari menjalani perawatan di sana.
"Rencana besok mau fisioterapi di RS Penambahan Senopati setelah ujian selesai. Semoga saja hasil fisioterapinya bagus sehingga adik saya tidak harus operasi dan cepat sembuh," kata Ani.
"Adik saya masih harus ikut ujian lagi untuk tiga hari ke depan. Karena kan UNBK berlangsung empat hari. Untuk penyakit yang diderita adik saya dulunya hanya ITP, sekarang tambah osteoporosis," lanjutnya. (mbr/mbr)