Apresiasi tersebut salah satunya disampaikan oleh salah satu jemaat, Wisnu T Hanggoro. Ia pun kemudian mengupload di akun Facebooknya sekitar pukul 10.00 WIB.
"Secara pribadi, saya menilai sangat positif kegiatan tersebut. Persembahan pujian itu merupakan contoh toleransi dan persahabatan antarumat yang patut diteladani masyarakat," kata Wisnu dalam pesan singkat, Minggu (1/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penampilan ini menunjukkan sikap toleransi, apalagi Kota Salatiga dikenal sebagai kota toleransi kedua di Indonesia setelah Manado," kata Wisnu yang juga aktivis gereja, itu.
Mantan Program Manager Southeast Asian Press Alliance (SEAPA) yang berkantor di Bangkok Thailand menambahkan, jika paduan suara yang dibawakan mahasiswa berjudul Day by Day yang diposting tersebut mendapatkan banyak respon.
"Sorenya saya delete setelah mendengar dari teman kalau pihak gereja meminta untuk tidak mempublish kegiatan internal gereja tersebut.
Saya berusaha konfirmasi ke pendetanya, tapi belum bisa dihubungi. Jadi, meskipun saya sangat mengapresiasi paduan suara tersebut, terpaksa saya me-delete dari FB saya," ujarnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini