Hal itu terungkap dalam acara bertajuk Taaruf Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah di kantor PW Muhammadiyah Jateng. Namun dalam acara tersebut Sudirman tidak didampingi Ida Fauziyah karena berhalangan hadir.
Dalam acara tersebut, Sudirman memperkenalkan diri dan memaparkan rencana program kerjanya. Ia pun menjawab sejumlah pertanyaan dari para tamu yang terdiri dari pengurus Muhammadiyah di Jateng, dan juga ada Aisiyah dari berbagai daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan menegaskan lagi kalau perempuan itu memilih perempuan," kata Taqizah disambut tepuk tangan anggota Aisyiah lainnya, Sabtu (31/3/2018).
Ketua PW Muhammadiyah, Tafsir kemudian ditanya oleh pembawa acara untuk sikapnya setelah pernyataan itu. Ia pun menjawab sebagai laki-laki akan memilih perempuan.
"Kalau laki-laki ya memilih perempuan," jawab Tafsir sembari tersenyum.
Usai acara, Sudirman Said menyatakan bersyukur dengan sinyal yang diperolehnya itu. Muhammadiyah menutur Sudirman merupakan isntitusi kuat untuk mendukung Paslon Gubernur dan Calon Gubernur Jateng nomor urut 2, Sudirman-Ida.
"Saya menangkap sinyal yang kuat bahwa keluarga besar Muhammadiyah akan mendukung pasangan nomor 2, pasangan Sudirman dan bu Ida," kata Sudirman.
"Saya kira Muhammadiyah termasuk institusi kuat, sehingga pemimpinnya paham betul dinamika politik," imbuhnya.
Sedangkan Tafsir saat dimintai konfirmasi menegaskan, secara organisasi, Muhammadiyah netral dalam berpolitik. Dari sinyal-sinyal yang ada menurut Tafsir warga Muhammadiyah sudah tahu apa yang harus dilakukan.
"Saya kira salah satu tujuan acara ini adalah bagaimana mengedukasi warga Muhammadiyah untuk memilih secara cerdas dan rasional. Maka dari sinyal-sinyal yang dibaca, saya rasa warga bisa menafsirkan apa yang dilakukan," jelas Tafsir.
Ketika ditanya terkait perkataan yang mendukung perempuan saat berada dalam forum, Tafsir kembali menegaskan warga Muhammadiyah bisa menafsirkannya sendiri.
"Bisa jadi mereka memberi penafsiran sendiri tentang itu," ujarnya.
"Dalam kondisi suami istri kan seperti itu (laki-laki memilih perempuan)," imbuh Tafsir.
Muhammadiyah, lanjut Tafsir, tidak mungkin menyatakan dukungan secara publik karena terasa tidak adil dan melanggar disiplin organisasi. Maka dukungan hanya bisa diungkap lewat sinyal. Ia pun mempersilahkan siapapun untuk menafsirkan pernyataannya.
"Tentu dukungan riil secara formal di arena publik itu tidak mungkin karena bukan porsi Muhammadiyah. Kita hanya sinyal," tandasnya. (alg/sip)











































