Pertanyaan itu muncul dalam acara bertajuk Taaruf calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng di kantor PW Muhammadiyah Jawa Tengah. Ganjar-Yasin mendapatkan sesi pertama untuk memaparkan visi-misi serta menjabawab pertanyaan.
Taj Yasin diberi kesempatan pertama untuk memaparkan programnya karena ada hajatan di kampung halaman, Remabang sehingga harus meninggalkan lokasi di tengah acara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Yasin membuka sesi tanya jawab. Ketua Pemuda Muhammadiyah Jateng, AM Jumai pun angkat tangan untuk bertanya. Jumai meminta jawaban Ganjar-Yasin bagaimana mengatasi perceraian yang berdampak pada banyaknya janda dan terdata ada 10.000 janda di Jateng pada tahun 2016.
"Bagaimana mengatasi ini karena dampak perceraian banyak sekali?" tanya Jumai di kantor PW Muhammadiyah Jateng, Jalan Singosari Semarang, Sabtu (31/3/2018).
"Pertanyaan pertama langsung marai (bikin) degdegan," kata Ganjar.
Mendengar pertanyaan itu, Yasin mengakui angka perceraian di Jawa Tengah memang tinggi. Yasin menjelaskan, Pemprov Jateng dan DPRD sudah menyusun peraturan daerah tentang ketahanan keluarga.
"Saya di dewan komisi E (DPRD Jateng) kemarin mengusulkan dan menggodok perda tersebut, Insyaallah 2019 sudah bisa dilaksanakan," kata Yasin yang juga anggota Komisi E DPRD Jateng itu.
Perda itu, lanjut Yasin, memberi amanat Pemrov Jateng untuk memberikan pendampingan kepada keluarga rentan. Selain itu juga memperkuat program pendidikan pranikah dan konsultasi anak muda.
"Dampak perceraian itu besar dari anak, juga budaya, ekonomi, keluarga. Maka pendidikan pranikah ajarkan bagaimana suami isteri saling menghormati," tandasnya.
Sementara itu Ganjar beranggapan banyaknya janda akibat perceraian karena pasangan yang tidak bisa mempertahankan kebahagiaan.
"Jadi, jangan lupa bahagia, ya," ujar Ganjar.
Selain soal perceraian, Ganjar juga memaparkan program-program yang sudah dan akan dilakukan. Ia juga bercerita soal antisipasi gratifikasi dengan melaporkan pemberian dari siapapun ke KPK. Bahkan ketika Ganjar diberi kenang-kenangan baju batik oleh Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Tafsir, ia memilih membelinya.
"Ya dibeli, kalau dikasih nanti gratifikasi," pungkas Ganjar. (alg/sip)











































