Begini Jadinya Saat Menag Sebut Nama Milea di Depan Ratusan Santri

Begini Jadinya Saat Menag Sebut Nama Milea di Depan Ratusan Santri

Ristu Hanafi - detikNews
Rabu, 28 Mar 2018 14:53 WIB
Menag Lukman Hakim Saifuddin di Yogyakarta. Foto: Ristu Hanafi/detikcom
Yogyakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyinggung nama Dilan dan Milea, dua tokoh utama Film Dilan 1990, dalam acara Halaqah Santri Nusantara. Kedua nama itu populer setelah film yang diangkat dari cerita novel ini diunggah ke layar lebar dan laris ditonton oleh penikmat film Indonesia.

"Semua di sini santri kan, saya ingin tahu siapa di antara kita itu yang mengenal siapa itu Milea, yang tahu angkat tangan. Siapa itu Dilan?," tanya Lukman ketika kepada ratusan santri yang menghadiri acara Halaqah Santri Nusantara bertema Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Moderasi Islam untuk Generasi Milenial, di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (28/3/2018).

Lukman menyinggung nama Dilan dan Milea saat melempar pertanyaan kepada santri dari berbagai pondok pesantren ini, siapa tokoh idola mereka. Lukman meminta para santri menyebut tokoh idola selain Nabi Muhammad SAW dan para nabi lainnya, lalu dijawab beragam dari santri seperti nama Gus Dur, Gus Mus, nama Lukman (Menteri Agama) sendiri, hingga beberapa tokoh nasional dan agama di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian terlontarlah pertanyaan Lukman siapa yang mengenal sosok Dilan dan Milea. Sontak perkataan Lukman ini mengundang gelak tawa dan sorakan riuh dari para santri.


"Santri itu gak boleh kudet, kurang update. Nanti cari tahu siapa itu Dilan, siapa itu Milea, agar tidak kudet. Tapi begini, saya mengingatkan peran dan tanggung jawab santri dalam kehidupan berbangsa seperti apa, menyikapi persoalan dengan apa," kata Lukman.

Dalam acara Halaqah Santri Nusantara ini, Lukman menekankan kepada para santri agar mampu merespon dinamika dan perkembangan zaman.

Salah satu upaya Kemenag adalah mempersiapkan santri sebagai generasi milenial dalam menghadapi revolusi industri generasi keempat yang ditandai dengan perkembangan teknologi. Upaya yang dilakukan salah satunya memberi beasiswa kepada para santri berprestasi agar bisa melanjutkan pendidikan S1 untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi.

Lukman juga meminta para santri agar selalu bersyukur karena era sekarang ini jauh lebih baik dan lebih nyaman dibandingkan masa generasi pendahulu bangsa.

"Dulu itu ngetik begitu susahnya sebelum ada komputer. Sekarang dengan teknologi, banyak sekali kemudahan lain. Mari kita lebih mengedepankan rasa syukur kita terhadap eksistensi kita sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bangsa Indonesia," nasihat Lukman. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads