Penyerahan beasiswa secara simbolis dilakukan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
"Beasiswa diberikan kepada santri berprestasi agar mereka bisa menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi, di sejumlah perguruan tinggi tak hanya perguruan tinggi keagamaan Islam tapi juga perguruan tinggi umum lain," kata Lukman, Rabu (28/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kementerian Agama membuat program khusus agar santri dibekali kemampuan, ketrampilan, dan wawasan pengetahuan sehingga pada saatnya nanti bisa berkontribusi nyata membangun bangsa dengan nilai-nilai yang baik. Bukan justru sebaliknya, kemajemukan keberagaman menjadikan saling menegasikan satu sama lain, saling merendahkan," jelasnya.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Ahmad Zayadi menambahkan, PBSB ini merupakan cara mengafirmasi santri berprestasi dalam proses percepatan mobilitas sosial. Selain biaya perkuliahan, para santri yang lolos seleksi PBSB ini akan mendapat insentif bulanan serta dana pembinaan.
"Kuota beasiswa PBSB tahun ini berjumlah 290 orang yang menerima beasiswa di 14 perguruan tinggi," ujarnya.
Sebanyak 14 orang santri perwakilan penerima PBSB naik ke atas panggung dan membacakan deklarasi. Ada lima poin isi deklarasi, yakni :
1. Berkomitmen belajar dan bekerja keras untuk meningkatkan potensi diri generasi muda milenial Indonesia serta terus menerus mengasah jiwa dan budaya literasi yang tinggi
2. Berkomitmen menjunjung tinggi nilai-nilai ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an dan menjauhkan diri dari hoax atau berita bohong
3. Berkomitmen menjaga UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika
4. Berkomitmen menjunjung tinggi nilai-nilai Islam rahmatan lil 'alamin, tawasuth, tasamuh, dan tawazun, di dalam kerangka kehidupan beragama, bernegara, dan bermasyarakat
5. Berkomitmen menjaga dan melestarikan khazanah tafaqquh fiddin dan memelihara terus nilai-nilai dan tradisi pondok pesantren
Deklarasi dibacakan oleh santri putra dan putri yang mendapatkan beasiswa studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, IPB, UGM, UIN Sunan Ampel Surabaya, Universitas Airlangga, UIN Malang, UIN Bandung, ITS, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, UIN Semarang, UIN Makassar, dan Universitas Cendrawasih Jayapura.
Menteri Lukman mengatakan santri yang menempuh pendidikan di pondok pesantren telah dididik hidup dalam lingkungan yang religius dan majemuk. Religius karena pendidikan berbasis keagamaan, dan majemuk karena santri berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda.
"Kita ditakdirkan sebagai warga Indonesia, tidak banyak negara di dunia yang memiliki relasi dan korelasi dengan agama yang begitu kuat dan kental seperti di Indonesia. Apapun suku dan agamanya, semuanya menjunjung tinggi nilai agama. Dan kemajemukan, keberagaman, ciri bangsa Indonesia, itu sebenarnya miniatur ada di ponpes yang menghimpun kehidupan religius dan majemuk," kata Lukman.
"Seperti penetapan Hari Santri, hakikatnya wujud pemberian tanggung jawab kepada santri untuk menjaga bangsa, merawat keberagaman, sebagai ciri ke-Indonesia-an agar bisa tetap terpelihara. Tidak hanya sekadar pengakuan eksistensi santri saja, karena 5, 10, 20 tahun lagi kalianlah yang akan memimpin bangsa ini," jelas Lukman.
Perguruan tinggi yang bekerja sama dalam program ini di antaranya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
PBSB sudah berjalan sejak 2005 dengan penerima manfaat sebanyak 4.276 santri. Sekitar 3.450 di antaranya sudah menyelesaikan program beasiswa dan begitu selesai langsung melakukan kewajibannya seperti mengabdi di pesantren daerah asalnya, dan selepas itu melakukan diaspora ke berbagai macam negara.
Tercatat sekitar 160 santri tamatan PBSB saat ini sedang berada di luar negeri, seperti AS, Perancis, Inggris, dan ada juga yang mengabdi di dalam negeri. (sip/sip)