Misalnya PKL kuliner Gladag Langen Bogan (Galabo) dan pasar wisata Night Market Ngarsopuro. Kedua tempat itu sama-sama memiliki keunikan, yakni berada di tengah jalan.
Night Market Ngarsopuro yang berada di Jalan Diponegoro itu beroperasi hanya setiap Sabtu malam. Pasar malam itu merupakan tempat berkumpulnya berbagai macam PKL, mulai dari kuliner sampai kerajinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Galabo, sejak diresmikan pada 2008, beroperasi di sepanjang Jalan Mayor Sunaryo setiap malam mulai pukul 18.00 WIB hingga tengah malam. Galabo merupakan inisiatif Jokowi membuat etalase kuliner Kota Solo.
Seperti Tengkleng Bu Edi yang biasanya buka di kawasan Pasar Klewer siang hari dan Gudeg Ceker Margoyudan yang biasa buka dini hari, dapat ditemukan dalam satu lokasi di Galabo.
![]() |
"Memang tujuannya untuk wisata. Semua kuliner terkenal di Solo ada di sana. Kita juga menampung PKL yang ada di sekitar lokasi," ujar dia.
Subagiyo mengatakan membutuhkan waktu hingga satu tahun sejak mulai perencanaan, pengajian hingga peresmian. Selama proses itu, kata dia, pemkot tidak mengalami kendala yang berarti.
"Baik Galabo maupun Night Market pasti ada kendala, namun tidak begitu berarti. Kami hanya 3 atau 4 kali ada pertemuan dengan PKL. Dan hampir semuanya mendukung," ujar mantan Kepala Satpol PP Surakarta era Jokowi itu.
Masalah penutupan jalan, menurutnya juga sudah melalui kajian. Dia mengklaim masyarakat pun tidak ada yang keberatan dengan penutupan jalan di malam hari.
"Meskipun tidak ada penolakan, tapi terus kita evaluasi. Rencananya Galabo akan kita geser ke utara, di dalam Benteng Vastenburg. Jadi Jalan Mayor Sunaryo bisa dilewati," ungkap dia.
Wakil Ketua Paguyuban PKL Galabo, Wahyono, membenarkan bahwa keberadaan Galabo sangat diapresiasi pedagang. Bahkan dengan adanya Galabo, omzet mereka saat itu bisa berkali-kali lipat dibandingkan biasanya.
"Tidak hanya pedagang, masyarakat pun mendukung. Bahkan penutupan jalan itu tidak ada penolakan, karena memang jalan itu kalau malam sepi. Justru dengan adanya Galabo jadi ramai," katanya.
Hingga saat ini terdapat 36 PKL yang aktif berdagang di Galabo setiap hari. Jumlah tersebut berkurang dibandingkan pada dahulu yang mencapai 50-an pedagang.
"Pada awalnya memang booming sekali. Sekarang saingannya cukup banyak. Tapi terbukti 10 tahun ini kami bisa bertahan dan masih eksis," tutupnya. (sip/mbr)