"Yang satu (meninggal dunia) positif, yang satu (korban meninggal lainnya) masih dilakukan audit," kata Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie di kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (22/3/2018).
Di tempat yang sama, Kasi Pengendalian Penyakit Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DIY, Setyarini Hestu Lestari menambahkan bahwa sejak Januari 2018 sampai bulan ini terdapat 50 orang yang dinyatakan suspect Leptospirosis. Dari jumlah tersebut 13 orang di antaranya meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suspect ada 50, meninggal ada 13. Tetapi kemudian yang sudah dilakukan audit baru 1 yang positif di Bantul," kata Setyarini Hestu.
Korban meninggal positif leptospirosis adalah petani berusia 53 tahun, warga Kecamatan Dlingo, Bantul, DIY.
Setyarini melanjutkan dari 50 orang suspect Leptospirosis tersebut, paling banyak terdapat di Bantul yakni sebanyak 27 orang. Kemudian disusul dari Kabupaten Gunung Kidul terdapat 8 orang suspect dan di Sleman ada 6 suspect dengan 1 orang meninggal dan masih dilakukan audit.
"Sawah banyak air, banyak tikus. Leptospirosis kebetulan semua menyerang petani," kata Setyarini.
Sementara untuk tahun 2017 kemarin, terjadi sebanyak 296 kasus leptospirosis di DIY. Sebanyak 20 orang yang dipastikan positif leptospirosis meninggal dunia. Di periode tersebut, terjadi paling banyak di Gunung Kidul. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini