Sedangkan TPA sampah baru yang disediakan di Desa Bedagas, Kecamatan Pengadegan, hingga kini belum siap menampung sampah. Hal tersebut karena warga sekitar meminta ada pengelolaan sampah terlebih dahulu.
"Setelah sampah kami kirim ke sana selama 3 hari (ke Bedagas), masyarakat sekitar meminta adanya pengolahan sampah terlebih dahulu," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga, Sigit Subroto, Kamis (15/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Akibatnya sejak tanggal 4 Maret hingga saat ini, pihaknya belum bisa membuang sampah-sampah yang berada di tempat pembuangan sampah sementara di setiap kelurahan serta di kota secara maksimal. Untuk mengurangi tumpukan sampah tersebut, sampah yang ada di kota dibuang di tanah milik pemerintah daerah yang berada di Desa Selabaya.
Dijelaskan, pihaknya sudah menyiapkan 7 alat pemilah sampah di Bedagas, seharga Rp 90 juta per unit. Selain menyiapkan alat pemilah sampah, pihaknya juga sedang menyiapkan jaringan air bersih untuk warga sekitar TPA. Dia menargetkan, Senin pekan depan semua alat tersebut sudah bisa dioperasikan dan berfungsi.
![]() |
TPA Banjaran ditutup karena sudah berusia 24 tahun dan dari kajian kelayakan hanya bisa dipakai sampai 28 Februari 2018. Sebagai gantinya TPA di Bedagas disiapkann seluas 3,7 hektar.
Dari pantauan detikcom tumpukan terlihat di beberapa titik di pinggiran kota. Misalnya, sampah menumpuk dengan plastik-plastik ukuran besar di Jalan Tentara Pelajar, Jalan Veteran, Jalan Sukarno Hatta demikian di Jalan Letnan Sudani. Untuk diketahui, volume sampah di Kabupaten Purbalingga mencapai 60 ton/hari. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini