Saat ditemui di rumahnya Jalan Pusponegoro, Brebes, Nur Alamsyah mengatakan dalam event piala presiden ini, Kitaro diikutkan dalam 4 kelas. Dari empat kelas yang diikuti, Kitaro berhasil menyabet juara 1 di dua kelas, masing masing kelas Radja dan kelas B n R.
"Untuk ikut di tiap kelas itu harus mengeluarkan biaya pendaftaran. Kelas Radja saya bayar Rp. 1 juta dan B n R bayar Rp. 2,5 juta," ujar Nur atau yang biasa disapa Dede.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskannya, ada 70 burung yang ikut dalam tiap kelas, salah satunya adalah milik Presiden Jokowi. Namun, burung milik orang nomor satu di Indonesia itu kandas, tidak meraih juara apapun.
"Lumayan dapat hadiah Rp 10 juta dan Rp 20 juta untuk masing-masing kelas," tuturnya.
Baca juga: Jokowi Kalah di Lomba: Dari Balap Karung sampai Kicau Burung
Usai mengikuti lomba, tambah Dede, Jokowi tertarik untuk membeli Kitaro. Proses tawar menawah dilakukan oleh sekpri presiden dan harga tawaran yang diajukan mencapai Rp 600 juta.
"Melalui sekpri presiden menawar Rp 600 juta, tapi saya tidak mau melepasnya. Saya akan rawat sendiri dan rencana nanti bila tidak ikut kontes akan dibudidayakan," ungkap Dede.
![]() |
Membudidayakan burung kualitas bagus, tambah dia, memiliki nilai ekonomis yang tinggi daripada harus menjualnya seharga Rp 600 juta. Kitaro akan dikawinkan untuk menghasilkan keturunan berkualitas tinggi.
Baca juga: Kalah, Jokowi pun Ditolak Pemenang Lomba Burung
Kitaro dibeli oleh Dede pada tahun 2016 lalu. Murai batu ini berasal dari Lampung yang dibelinya seharga Rp 200 juta.
"Memang Kitaro ini bagus dan sudah sering menjadi juara. Mentalnya sudah mental juara, jadi harganya mahal," imbuhnya.
![]() |
Sebagai penggemar burung, Dede memiliki sedikitnya 40 ekor burung dari berbagai jenis. Ada burung jalak, murai, murai batu, branjangan dan anis merah. Dari puluhan koleksinya itu, hanya dua yang sering ikut kontes yakni murai batu dan anis merah. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini