"Dari TNI menawari ke sekolah (PAUD Ananda) sekitar 10 hari yang lalu. Tujuannya untuk memberikan pengalaman kepada anak-anak menaiki tank. Wali murid pun setuju dengan rencana itu," ujar Ana Rahayu (38) ibu dari korban Anindia Fauziah (3,5), kepada detikcom, Sabtu (10/3/2018).
Ana menjelaskan, ada beberapa tank yang kemudian disediakan untuk mengangkut anak-anak TK dan PAUD yang satu gugus dengan PAUD Ananda.
Sebelum menaiki tank, para siswa lebih dulu mengikuti outbond di sebuah lapangan yang tidak jauh dengan Sungai Bogowonto.
"Di sana anak-anak mengikuti kegiatan outbond seperti tengkurap, jalan diatas papan, dan beberapa gerakan lain," ungkap Ana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang rombongan saya (PAUD Ananda) ada total 20 orang. Terdiri dari 3 orang tentara, kepala PAUD, serta 16 siswa dan orangtua," tutur Ana.
Awalnya, kegiatan berjalan dengan lancar dan tanpa halangan. Nahas, saat tank yang dinaiki rombongan PAUD Ananda berjalan, tiba-tiba tenggelam dan menghanyutkan siswa beserta orangtua siswa.
"Seingat saya semua baik-baik saja, hanya ketika sampai tengah, mesin tank kelihatannya tiba-tiba mati. Tank pun langsung menukik ke bawah. Saya spontan peluk anak saya dan melambai-lambai ke atas minta tolong karena saya tidak bisa berenang," ungkap Ana.
Ana sempat hanyut hingga sekitar 5 menit, sementara putrinya Anindia Fauziah pingsan karena terlalu banyak menelan air. Keduanya berhasil selamat dan dilarikan ke RSUD dr Tjitro Wardojo.
Sementara itu, dua orang korban lain dilaporkan meninggal dunia. Yakni kepala PAUD Ananda, Iswandari dan Pratu Randi Suryadi. (bgs/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini