Muara yang sebelumnya terkesan kumuh ini sekarang berubah menjadi cantik dan dijadikan obyek wisata pemancingan dan wisata air oleh pihak desa.
Ide awal merubah kawasan ini menjadi obyek wisata pemancingan dan wisata air bermula dari adanya potensi perikanan di kawasan tersebut. Meski terlihat kumuh karena banyak berdiri bangunan ranggon liar, namun banyak warga yang mendatangi tempat ini. Mereka berasal dari luar desa yang sengaja datang untuk memancing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Melihat potensi ini, Kades Randusanga Kulon ini melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mengalokasikan anggaran Rp 300 juta dari Dana Desa untuk menata kawasan tersebut menjadi tempat wisata. Beberapa fasilitas wisata dibangun, termasuk dermaga perahu wisata, kawasan pedagang, saung dan lainnya.
Hasilnya, tempat yang semula kumuh kini berubah menjadi tempat wisata yang nyaman. Hutan pantainya juga asri dan udaranya sejuk. Wisatawan bisa menikmati hamparan laut, keliling pantai dengan perahu wisata dan memancing.
Ke depan, pihak desa akan terus mengembangkan kawasan ini. Termasuk menanami areal tersebut dengan pohon cemara. Menurut kades, lokasi ini akan menjadi hutan cemara mengingat pohon jenis ini bisa hidup di lokasi ini.
![]() |
Bagi pengunjung yang datang baik memancing maupun wisata air dikenakan tarif masuk Rp 3.000 per orang. Biaya masuk ini nantinya akan dipakai untuk pengembangan wisata tersebut.
Bagi yang memiliki hobi memancing, kawasan ini sangat direkomandisakan karena kawasan muara ini banyak dihuni ikan Baramundi, Kerapu Batu dan jenis ikan muara lainnya.
"Dari dulu kami sering mancing di sini. Tarikan ikan Baramundi bikin ketagihan dan ikannya besar besar," kata Udin pemancing asal Kecamatan Bulakamba.
Memancing di sini tidak perlu repot karena mulai dari umpan hingga alat alat pancing tersedia di sini. Ada pula warung makan bagi yang ingin berlama-lama menghabiskan waktu di tempat ini. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini