UIN Yogya Beri Kesempatan untuk Merenung Sebelum Memutuskan Keluar

Larangan Bercadar di Kampus

UIN Yogya Beri Kesempatan untuk Merenung Sebelum Memutuskan Keluar

Usman Hadi - detikNews
Senin, 05 Mar 2018 14:28 WIB
Kampus UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta (Foto: Ristu Hanafi/detikcom)
Sleman - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melarang mahasiswi bercadar. Mereka diminta mengundurkan diri dari kampus. Namun sebelum mengambil keputusan, mereka akan mendapatkan pembinaan untuk merenungkan pilihannya.

UIN Sunan Kalijaga mengambil langkah antisipasi salah satunya dengan mendata mahasiswi bercadar di kampus. Setelah didata, para mahasiswi tersebut diharuskan mengikuti konseling dari tim yang dibentuk universitas di setiap fakultas UIN Sunan Kalijaga.

"Semua mahasiswa akan ditangani pada level masing-masing. Intinya kami ingin membendung (paham) yang negatif. Penanganannya bertahap. Tahap pertama mahasiswi bercadar diberikan kesempatan untuk refleksi," ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Waryono, Senin (5/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Waryono mengatakan, mahasiswi bercadar yang ada di kampus selama ini cenderung memisahkan diri, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam pergaulan di lingkungan kampus. Pendapat itu merujuk pada hasil penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga.

"Hasilnya (penelitian tersebut) ada tiga. Pertama, orangtua tidak tahu (anaknya bercadar di kampus). Kedua, mereka memisahkan diri dari komunitas besar. Kemudian ketiga, karena dia memisahkan diri, dia memiliki (bergabung) komunitas baru," papar Waryono.

Baca juga: UIN Yogya: Dibina Tetap Bergeming, Mahasiswi Bercadar Diminta Mundur


Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian Wahyudi, sebelumnya menjelaskan bahwa pihaknya membentuk tim konseling untuk membina mahasiswi bercadar. "Kalau sampai 7 kali masih pada pendiriannya, kita minta mereka mengundurkan diri (dari kampus)," kata Yudian.

Yudian Wahyudi juga menyesalkan kejadian ketika kampus UIN Yogya dipasangi bendera HTI. "Kalau kita mengikuti HTI mendirikan Khilafah Islamiyah berarti kan pembubaran NKRI, padahal UIN ini kampus negeri. Itu (pengibaran bendera HTI) kesannya UIN Sunan Kalijaga adalah sarang HTI," kata dia.

Untuk mengantisipasi supaya kejadian serupa tidak terulang, pihaknya akan memberikan pendampingan ke mahasiswa sejak dini. Bagi mahasiswa baru yang belum bisa membaca Al-Quran, akan terlebih dulu dimasukkan di asrama khusus. Mereka akan diajari agama, bahasa Arab, bahasa Inggris serta kepancasilaan.

"Karena ma'had (asrama) ini baru mau dibentuk maka saat ini kampus bekerjasama dengan pesantren yang siap dan mau menangani ini. Supaya mahasiswa dari anak sekolah umum (SMA/SMK) tidak akan terjebak dengan paham radikal," tutupnya.

[Gambas:Video 20detik]

(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads