Ketua Yayasan Tri Bhakti Kota Magelang, Paul Chandra Wesi mengatakan, ada banyak kelompok kesenian yang memang sengaja tampil dalam perayaan Cap Go Meh tahun ini, sejalan dengan tema yang diusung yakni "Meningkatkan Persaudaraan Sejati Antar-Umat Beragama".
"Kesenian-kesenian ini tidak hanya tampil di halaman kelenteng, namun juga kirab di sepanjang kawasan Kota Magelang. Mulai Alun-alun Kota Magelang, lalu ke Jalan Pemuda (Pecinan), Jalan Jenggolo, Jalan Tentara Pelajar, dan kembali lagi kelenteng," terang Paul di sela-sela acara di Kelenteng Liong Hok Bio Jalan Alun-alun Selatan, Kota Magelang, Jumat (2/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kelompok kesenian ini berasal dari Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Purworejo dan lainnya," imbuhnya.
Menurut Paul, kirab budaya ini sudah menjadi agenda rutin untuk merayakan Cap Go Meh atau 15 hari setelah tahun baru Imlek, pada 9 Februari 2018 lalu.
![]() |
Dalam perayaan umat Tri Dharma, kata dia, selalu ada kegiatan khusus untuk menghibur dan melibatkan masyarakat lokal. Kerukunan ini sudah terjalin sejak kelenteng ini berdiri lebih dari 100 tahun silam.
"Untuk keamanan, kami juga melibatkan organisasi masyarakat yang ada. Tidak ada perbedaan yang menghalangi kami untuk menyuguhkan hiburan bagi masyarakat. Inilah wujud persatuan kami," katanya.
![]() |
Sesuai kalender China, tahun ini adalah tahun atau shio Anjing, yang diharapkan akan membawa kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, sejahtera, dan kondusif. Terlebih, tahun ini merupakan tahun politik, sehingga diharapkan keamanan dan hukum bangsa ini selalu terjaga.
Salah seorang warga Magelang, Ika Fitriana mengatakan, dirinya tidak pernah ketinggalan mengajak anaknya menonton pertunjukan pada perayaan Cap Go Meh.
"Tidak hanya Barongsai dan Liong saja yang ditampilkan, tapi ada juga kesenian tradisional Jawa. Jadi kelihatan menarik dan rukun," katanya.
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini