Nelayan di Demak 'Terpaksa' Beli Solar dari Tengkulak

Nelayan di Demak 'Terpaksa' Beli Solar dari Tengkulak

Wikha Setiawan - detikNews
Kamis, 01 Mar 2018 17:51 WIB
Foto: Wikha Setiawan/detikcom
Demak - Para nelayan di Kabupaten Demak mengeluh kesulitan mendapatkan solar untuk melaut. Mereka mengaku terpaksa membeli solar dari para tengkulak. Harganya pun tentu lebih mahal dibandingkan di tempat pengisian bahan bakar.

Sobirin (46), salah satu nelayan Desa Morodemak, mengaku, untuk mendapatkan solar di stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) setempat, mereka harus antre setidaknya tiga jam. Padahal ia hanya membutuhkan 10-20 liter sekali melaut.

"Di sini ada SPBN dua, dan itu berdekatan. Tapi yang satunya sering tutup. Sedangkan yang satunya harus antre paling tidak tiga jam," kata Sobirin saat berdialog dengan anggota Komisi VI DPR RI, Bowo Sidik Pangarso, di aula Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Morodemak, Kamis (1/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain antre, ia mengaku solar sulit didapatkan karena pasokan banyak dikuasai oleh tengkulak. "Jadi, ada tengkulak yang mengambil solar di SPBN dengan jumlah besar untuk dijual kembali kepada nelayan," lanjutnya.

Ia mengatakan harga solar di SPBN Rp 5.150 per liter. Harga itu naik ketika solar dibeli dari tengkulak, yakni Rp 5.800 per liter. Perahu 2-3 GT membutuhkan 10-20 liter untuk sekali melaut.

"Kondisi ini sudah berlangsung lama. Kalau membeli di SPBN harus antre, ya terpaksa membeli pada tengkulak, karena butuh cepat," keluhnya.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN)Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan. (Wikha Setiawan/detikcom)

Menanggapi praktik seperti itu, Bowo Sidik mengatakan, bila penyaluran solar tidak tepat sasaran, SPBN bisa ditutup.

"Kalau memang tidak tepat sasaran, artinya disalurkan kepada bukan nelayan, tindakan tegas adalah menutup SPBN yang bersangkutan," katanya.

Ia berjanji akan mencari solusi karena ada subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan, terutama dengan pihak Pertamina.

"Akan saya koordinasikan dengan Pertamina terkait keluhan ini, supaya ada tindakan atau solusi," katanya.

Secara terpisah, staf bagian administrasi SPBN Morodemak, Wahid, mengakui memang hanya 10 persen solar dibeli oleh nelayan, sisanya diborong tengkulak.

"Iya, memang dibeli tengkulak. Hanya nelayan kecil, sekitar 10 persen saja yang beli di sini. Tengkulak itu katanya membantu nelayan karena di sini antre," katanya. (bgs/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads