Kepala Desa Karanglincak, Basri menyebutkan, abrasi menerjang secara perlahan sejak bulan Januari kemarin. Jika dinominalkan, kerugian yang dialami Desa akibat abrasi tersebut mencapai Rp 401 juta.
"Seperti rabat beton kira-kira kerugian mencapai Rp 152 juta, tebing pantai yang paling parah ditaksir senilai Rp 199 juta, warung makan milik warga ada yang rusak juga kira-kira Rp 10 juta, tanggul musala kondisinya juga memprihatinkan jika tak segera ditangani bisa ambrol bangunannya, juga pos nelayan ada 5 unit yang rusak parah kira-kira ruginya Rp 30 juta," jelasnya saat ditemui, Rabu (28/2/18).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Bupati Rembang Abdul Hafidz yang mengunjungi lokasi kejadian memastikan, Pemerintah Kabupaten akan segera turun tangan mengatasi masalah tersebut. Pihaknya mengaku akan menganggarkan sekitar Rp 10 Miliar dana untuk 4 Desa di Kecamatan Kragan yang terdampak paling parah.
"Abrasi ini harus kita tangani serius, kalau setengah-setengah anggaran Rp 200 juta, Rp 300 juta itu bablas kena ombak. Kami ingin menangani serius dengan anggaran besar dan konsultan handal," tuturnya kepada wartawan.
Ia memprediksi, penggarapan baru bisa dilaksanakan mulai tahun 2019 mendatang. Tahun ini, pihaknya akan fokus untuk menggarap perencanaan terlebih dahulu. Sementara, ia menganjurkan pihak terkait bersama warga membangun penghalang ombak dari bambu.
"Ini kerusakannya kan panjang, tapi kalau mau menangani semuanya nggak kuat, harus bertahap. Untuk penanganan sementara memakai bambu itupun tidak akan bertahan lama," pungkasnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini