Puluhan Warga di Borobudur Magelang Terancam Tanah Longsor

Puluhan Warga di Borobudur Magelang Terancam Tanah Longsor

Pertiwi - detikNews
Rabu, 21 Feb 2018 16:42 WIB
Foto: Pertiwi/detikcom
magelang - Kawasan perbukitan Menoreh di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah merupakan kawasan rawan bencana tanah longsor. Warga diimbau waspada di musim penghujan seperti sekarang ini. Beberapa tempat terjadi retakan tanah yang membahayakan warga yang tinggal di kawasan perbukitan tersebut.

Seperti yang terjadi pada warga di tiga dusun di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang hidup dalam ancaman tanah retak selama beberapa waktu terakhir ini. Ada lebih dari 15 rumah warga dengan 90 jiwa di dalamnya yang berada di lereng perbukitan dan berpotensi tertimpa tanah longsor.

"Tiga dusun tersebut yakni Dusun Kedok di Desa Ngadiharjo (3 rumah), Dusun Miriombo Wetan di Desa Giritengah (15 rumah) dan Dusun Pule di Desa Kebonsari (2 rumah) yang terancam retakan tanah. Seluruhnya di Kecamatan Borobudur," jelas Ketua Organisasi Pengurangan Resiko Bencana (OPRB) Kecamatan Borobudur, Nur Fauzan, saat dihubungi detikcom, Rabu (21/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fauzan mengatakan, retakan tanah tersebut memaksa warga untuk mengungsi setiap kali hujan datang. Mereka baru akan kembali ke rumah masing-masing ketika hujan sudah reda dan kondisi aman.

"Sebagian besar mengungsi ke rumah saudara yang lebih aman. Tidak ada yang mengungsi di masjid, balai desa, atau tempat lainnya," imbuh Fauzan.

Menurutnya retakan tanah itu mulai muncul pada waktu yang berbeda. Selama lebih kurang 1 bulan muncul retakan di beberapa tempat atau dusun yang berbeda.

"Yang di Desa Giripurno sudah sejak satu bulan lalu, di Desa Ngadiharjo sejak satu minggu lalu, dan di Desa Giritengah sejak dua minggu lalu," ungkapnya.

Fauzan menyebutkan, retakan tanah di Dusun Kedok, Desa Ngadiharjo ada tiga titik. Titik pertama rekahan sepanjang lebih kurang 100 meter yang berbentuk tapal kuda. Titik kedua dan ketiga di sepanjang jalan dusun yang mengakibatkan tanah ambles.

Di Dusun Miriombo Wetan, Desa Giritengah, retakan tanah sempat memicu tanah longsor dengan dimensi panjang 50 meter, amblas 30 centimeter.

"Untuk mengantisipasi dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kita sudah melakukan sejumlah langkah. Mulai dari pemasangan Early Warning System (EWS) hingga sosialisasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," urainya.

Sejauh ini, keberadaan retakan tanah itu tidak sampai memicu bencana yang memakan korban jiwa. Namun demikian, warga setiap hari diminta terus meningkatkan kewaspadaan.

"BPBD Kabupaten Magelang sudah melakukan kaji cepat di lokasi kejadian. Termasuk juga koordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk penanganan selanjutnya," jelas Fauzan. (bgs/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads