Permintaan Susi ini disampaikan saat dia menyampaikan pidato ilmiah di Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT) ke-72, dengan tema 'pengelolaan sumber daya bahari dan kedaulatan pangan' di Balai Senat UGM, Selasa (20/2/2018).
"Intinya legacy yang ditinggalkan pemerintah luar biasa. Saya betul-betul ingin Perpres 44 tidak akan pernah direvisi. Saya berharap (Universitas) Gadjah Mada menjadi lini terdepan yang teriak, apabila ada revisi atas perpres tersebut," kata Susi dalam pidatonya.
Menteri Susi di UGM Foto: Usman Hadi/detikcom |
Susi menjelaskan, sekarang ini sumber daya alam di Indonesia baik di sektor perminyakan dan tambang lain cadangannya sudah menipis, bahkan beberapa sudah habis. Saat ini, kata Susi, hanya sektor perikanan saja yang masih bisa diharapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sumber daya alam kita sudah habis, ya cuma perikanan saja (yang masih). Minyak habis, tambang (habis), perikananlah yang terakhir. (Padahal) yang kita butuhkan protein, daya untuk bangsa supaya pintar," paparnya.
Susi menerangkan, upayanya dalam menjaga perikanan di Indonesia bukan tanpa hambatan. Sebab, kebijakan KKP dalam menenggelamkan kapal asing yang melakukan illegal fishing di Indonesia buktinya ditentang banyak pihak.
Selanjutnya, upaya KKP yang melarang investor terjun di sektor penangkapan ikan dan menyarankan masuk ke industri pengelolaan ikan juga kritik. Pihak yang mengkritik beralasan bahwa kebijakan KKP tidak ramah investasi.
"Padahal 2,5 juta tambahan ikan yang dimakan selama tiga tahun ini itu dari laut. Kapal niaga rakyat, itu lah ekonomi kerakyatan, sesuai dengan nawacita, sesuai dengan pancasila kita. Ini coba dimentahkan, bahwa saya (dianggap) tidak ramah dengan industri," pungkas dia.
(bgs/bgk)












































Menteri Susi di UGM Foto: Usman Hadi/detikcom