Furnitur drum bekas tersebut bahkan mampu memberikan kesan elegan dan unik. Menariknya, furnitur ini dapat ditempatkan di dalam ruangan maupun di luar atau tempat terbuka. Bentuk dan motif yang fleksibel, menjadikan furnitur ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan perabot rumah tangga, melainkan juga cafe, restoran, dan hotel.
Furnitur dari limbah drum minyak itu tak lepas dari ide krearif Muhammad Nur Mustaqim, pemuda berusia 22 tahun asal Desa Ngabul RT 1 RW 3 Kecamatan Tahunan, Jepara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahan baku drum bekas (Foto: Wikha Setiawan/detikcom) |
Di tahun 2014, ia membeli sejumlah drum bekas untuk coba-coba. Dalam seminggu, ia berhasil membikin kursi dan meja, meski mulanya tanpa bekal kemampuan.
"Setelah coba-coba, saya ajak seorang teman yang ahli las. Akhirnya kami mulai memproduksi dan dijual secara online," lanjutnya.
Mendapat respon baik di pasar online, lulusan SMK Pondok Pesantren Balekambang Kecamatan Nalumsari itu pun serius mengembangkan usahanya dengan membuka Art Galery Vintage. Saat ini, ia sudah memproduksi kursi, meja, lemari, wastafel, kap lampu, dan hiasan lain berbahan drum bekas.
Memoles drum (Foto: Wikha Setiawan/detikcom) |
Semua furniture yang diproduksinya dapat dipesan secara custome. Bukan hanya lokal, pasar drum bekas yang disulapnya itu pun sudah sampai ke Amerika, Singapura dan Australia.
"Ada yang pesan untuk kebutuhan pribadi. Ada juga yang memang untuk dijual lagi. Saat ini sudah punya langganan di Amerika, Australia dan Singapura," paparnya.
Untuk harga, kursi sekitar Rp 200-400 ribu per biji, kursi panjang Rp 300- Rp 1 juta lebih, meja Rp 300-500 per biji. Sedangkan satu set kursi dab meja mulai Rp 1,3 juta sampai Rp 5 juta.
"Harga sesuai model, besar kecil, dan tingkat kerumitan. Satu hari, kami bisa membikin satu sampai dua kursi. Bikinnya tidak lama, satu set bisa satu sampai dua minggu karena pesanan ramai," imbuhnya.
Hasil jadi kursi drum bekas (Foto: Wikha Setiawan/detikcom) |
Mustaqim mengaku, kemampuannya memanfaatkan limbah menjadi furniture menarik membuatnya kerap dimintai mengisi pelatihan serupa. "Ya, selain itu banyak cafe atau restoran untuk furniture kami yang buat," tandasnya. (mbr/mbr)












































Bahan baku drum bekas (Foto: Wikha Setiawan/detikcom)
Memoles drum (Foto: Wikha Setiawan/detikcom)
Hasil jadi kursi drum bekas (Foto: Wikha Setiawan/detikcom)