"Jelas gereja mengutuk hal itu, tindakan yang sungguh biadab dan tidak beralasan di mana umat Katholik beribadat, berdoa, kepada Tuhan tetapi diganggu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," ujar Ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agung Semarang Rm Endra Wijayanta saat dihubungi, Minggu (11/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paroki Kumetiran adalah bagian dari Keuskupan Agung Semarang. Endra mengatakan Gereja berharap kepolisian dan pemerintah bisa mengusut tuntas motif penyerangan dan latar belakang para pelaku. Dia juga berharap kasus ini tidak memecah-belah perdamaian antarumat beragama.
"Kami berharap aparat keamanan dan aparat pemerintah terkait untuk mencari pelaku dan latar belakangnya. Semoga hal ini tidak terjadi lagi, dan gereja sendiri pasti ingin semuanya baik tidak ada untuk antarumat beriman tidak kemudian terpengaruh oleh peristiwa ini," harapnya.
"Meskipun pasti secara manusiawi kami sedih dan umat yang lain juga sedih dengan peristiwa ini, bukan hanya umat Katolik karena ini kemanusiaan," sambungnya.
Endra menaruh harapan agar suasana di Yogyakarta bisa kembali kondusif. Dia juga berharap toleransi antarumat beragama bisa kembali terjalin dan tidak terpengaruh dengan peristiwa ini.
"Semoga Jogja semakin kondusif ketika aparat kemanan dan pemerintah bisa menelisik siapa pelaku latar belakangnya, dan bisa membuat Jogja kondusif dan baik, toleran satu sama lain," harapnya.
Pelaku penyerangan ini terjadi saat jemaat gereja sedang misa pagi di Gereja St Lidwina. Seorang pria berpedang yang diketahui bernama Suliyono menyerang jemaat di gereja.
Akibatnya enam orang terluka, termasuk Rm Prier dan seorang polisi. Saat ini polisi tengah menyelidiki kasus ini.
"Kronologi pelaku masuk gereja dan menyerang pakai pedang, panjang, sudah diamankan di Polres sebagai barang bukti," kata Kapolres Sleman, AKBP M Firman Lukmanul Hakim di lokasi, Minggu (11/2/2018). (ams/imk)











































