Ketua pengurus Klenteng Fuk Ling Mau, Angling Wijaya mengatakan, Klenteng Fuk Ling Mau di Gondomanan Yogyakarta merupakan Klenteng hadiah dari Raja Kasultanan Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono II. Klenteng tersebut sudah berusia ratusan tahun dan masih tetap terawat dengan baik.
"Hari ini kita membersihkan patung-patung para Dewa supaya bersih," kata Angling Wijaya di Klenteng Fuk Ling Mau, Gondomanan, Yogyakarta, Jumat (9/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembersihan patung-patung Dewa merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahun menjelang Imlek. Pembersihan dilakukan hari ini karena dalam kepercayaan mereka, Dewa-Dewa sudah naik ke kayangan semalam, sehingga hari ini patung dalam kondisi kosong.
Sementara satu hari sebelum Imlek umat akan melaksanakan doa sampai keesokan paginya. Amgling mengatakan setidaknya 300 umat di Kelenteng ini yang datang silih berganti.
"Hari ini (patung Dewa dibersihkan) karena beliaunya kan semalam sudah naik ke kayangan ke surga, hari ini sudah di atas patung-patung sudah kosong. Nanti setelah dua hari setelah imlek itu pulang ke bumi," kata Angling.
![]() |
Meski berusia ratusan tahun, kelenteng ini masih terawat dengan baik. Kayu-kayu dan ornamenya masih asli yang didatangkan langsung dari China saat itu. Dalam arsitekturnya ada perpaduan antara Jawa dan China.
Kelenteng hadiah Sri Sultan HB II untuk selirnya yang berasal dari daratan Tiongkok.
"(Kelenteng) Ini hadiah untuk permaisurinya selirnya Sri Sultan ke II. Ini didirikan tahun 1854, sampai sekarang masih asli semua," tutur Angling.
Bangunan tersebut juga masuk bangunan cagar budaya yang dilindungi negara. Untuk perawatan ada bantuan dana dari pemerintah.
"Kita lestarikan peninggalan nenek moyang. Kita masih dilindungi dari Keraton juga, ada perhatiannya," katanya.
Pada awalnya kelenteng tersebut bernama Hok Ling Miau. Menjelang hari raya Imlek, kelenteng tersebut selalu ramai dikunjungi. Terutama semenjak Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memberikan keterbukaan unuk perayaan Imlek.
Pada Imlek kali ini, Angling mengungkapkan harapannya agar semua berjalan baik. Termasuk, kata Angling, memasuki tahun politik diharapkan semuanya bisa tetap baik dalam bingkai Negara Kesatuan Repulbik Indonesia (NKRI) yang Bhinneka Tunggal Ika.
"Ada perayaan Imlek dulunya yang membuka Gus Dur. Bisa Imlek itu dari Pak Gus Dur, bisa terbuka merayakan Imlek," katanya. (sip/sip)