Salah satu perajin berada di Jalan Petudungan nomor 11A, Jagalan, Semarang Tengah atau tidak jauh dari Kelenteng Tay Kak Sie. Para perajin Barongsai di rumah produksi Gunung Banteng itu sibuk mulai dari pagi hingga petang.
"Tahun ini 'meledak', ada 13 pesanan Barongsai dan 2 naga. Sempat menolak, karena waktunya mepet," kata pemilik usaha, Heri Chandra Irawan (51) di bengkelnya, Kamis (8/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini Chandra kebanjiran order (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom) |
Chandra dibantu oleh tiga anak lelakinya serta beberapa atlet Barongsai binaannya agar pengerjaan cepat selesai. Pesanan juga datang dari berbagai kota di Indonesia.
"Biasanya memang ada tiap triwulan, paling ramai memang menjelang Imlek. Kita ini disebut peternak Barongsai," kata dia setengah bercanda.
Harga yang dipatok untuk pembuatan Barongsai yaitu mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 6,5 juta. Harga paling mahal memang sangat cantik dan bahannya banyak yang impor karena tidak ada di Indonesia.
"Kembang di hidungnya, bulunya dari domba, mata, jenggot, itu impor. Bulu domba di sini soalnya pendek-pendek," pungkas Chandra.
Anak-anak berlatih barongsai (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom) |
Chandra menjelaskan, ada dua jenis Barongsai yang dikerjakan yaitu Fut San yang mengabarkan Barongsai yang ganas dan Hok San yang menunjukkan kecantikan Barongsai.
"Jenisnya dua tapi bentuknya macam-macam. Ada yang bentuk Semarangan yang lebih melengkung (bagian kepalanya)," terang Chandra.
Selain sibuk membuat Barongsai, di sana juga digelar latihan tim Barongsai Koi Suci untuk mempersiapkan Imlek. Barongsai yang dipakai buatan Gunung Banteng. "Yang melatih ini anak-anak saya," tandas Chandra.
Di Kota Semarang ada sekitar 12 perajin Barongsai yang tersebar di beberapa daerah antara lain Semarang Tengah, Semarang Utara, Semarang Timur, dan lainnya. (alg/mbr)












































Tahun ini Chandra kebanjiran order (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Anak-anak berlatih barongsai (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)