Hari Senin (5/2) kemarin, tanggul sisi Utara sungai Beringin Jebol dan airnya menerjang perkampungan warga Mangkang Wetan RT 03 RW 03, Kecamatan Tugu Semarang. Air terus menerjang hingga sore hari dan menjelang malam warga sudah mulai bisa bersih-bersih.
"Keluarga ngungsi, anak-anak aman di rumah mbahnya. Bersih-bersih mulai kemarin dari jam 20.00 sampe jam 03.00, ini masih," kata salah seorang warga Sri Umiyati di lokasi, Selasa (6/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya ini bawa pasir juga airnya. Warga gotong royong," kata warga lainnya, Tarno.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Hendi menambahkan pihaknya sedang mendesak Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang memiliki wewenang untuk segera melakukan normalisasi sungai Beringin.
"Sungai Beringin dan Plumbon alirannya oleh pusat, oleh satker BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai). Kita berharap pemerintah pusat lakukan normalisasi," kata Hendi saat meninjau lokasi dan memberikan bantuan kepada korban banjir.
Ia mengaku sempat terkejut karena normalisasi Sungai Beringin ternyata tidak masuk proyek PUPR tahun 2018 padahal pembebasan lahan sudah rampung.
"Saya sudah lapor pak Gubernur semingu lalu, bantu dong. Beringin kok di PUPR tidak jadi proyek 2018, kok 2019. Pak Gubernur sudah telepon pak Menteri PUPR. Saat acara di Jakarta saya juga sudah sampaikan ke pak Menteri, minta tolong, kenapa sungai Beringin tidak diprioritaskan," jelas Hendi.
"Nanti akan dipantau apakah masih ada slot anggaran untuk percepatan di tahun 2018," imbuhnya.
Untuk penanganan sementara, Pemkot Semarang sudah berkoordinasi dengan BBWS untuk membuat tangul sementara dari karung berisi pasir. Karena diakui jika hujan turun, warga Mangkang Wetan selalu khawatir kebanjiran, karena peristiwa serupa pernah terjadi di sisi Selatan sungai.
"Yang jebol sudah hubungi BBWS, PU kita juga segera setelah cuaca agak baik kirim bronjong dan karung," tegas Hendi. (alg/sip)











































