"Luki itu orang Tegal, sedangkan Zaenal warga Kranggan sini. Tadi malam diserahterimakan oleh Densus 88. Luki sempat menginap di rumah Zaenal tadi malam, kemudian paginya pulang ke Tegal," jelas Sekretaris Desa Bengkal, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Rohman Gunadi, di balai desa Bengkal, Jumat (2/2/2018).
Dia menyebutkan, saat diserahkan oleh Densus 88 di rumah Lurah Bengkal, keduanya terlihat stres dan kelelahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakannya, Zaenal kini sudah berkumpul dengan keluarganya dalam kondisi sehat, namun masih dalam tahap menenangkan diri karena 'shock' dengan peristiwa penangkapan kemarin.
Ketua RW 1 Dusun Bengkal, Desa Bengkal, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Slamet Sugiharto (64) menambahkan, Zaenal dan Luki diserahkan oleh Densus 88 tadi malam sekitar pukul 24.00 WIB.
"Diantar ke rumah Pak Lurah. Keluarganya Zaenal dan Luki juga sudah diundang kesitu. Kemudian keduanya diserahterimakan ke pihak keluarga," terang Slamet.
Menurut Slamet, sejak awal, Zaenal memang tidak terlibat dalam kegiatan berbau terorisme.
"Dari Densus 88 juga menerangkan bahwa mereka tidak berbuat (teror). Tidak ada indikasi ke arah terorisme, mereka hanya kenal saja sama temannya yang sekarang masih ditangkap itu," ungkap Slamet.
Saat dilakukan penggeledahan oleh Densus 88, Kamis (1/2/2018) kemarin, di dalam toko Aneka Grosir yang jadi tempat bekerja Zaenal, juga tidak ditemukan adanya barang-barang mencurigakan maupun berbahaya.
"Barangnya di dalam toko bermacam-macam, tapi tidak ada senjata ataupun barang berbahaya. Saat Densus 88 kesini melakukan penggeledahan, juga tidak ditemukan bahan baku peledak atau senjata tajam lainnya," katanya.
Sebelumnya, Densus 88 bersama Polres Temanggung mengamankan dua orang karyawan toko Aneka Grosir di Dusun Bengkal, Desa Bengkal, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Kamis (1/2/2018). Keduanya diduga terlibat dalam kegiatan jaringan terorisme.
Selain mengamankan kedua orang tersebut, petugas juga membawa sejumlah barang bukti. Diantaranya uang Rp 28 juta, buku tuntunan salat, majalah Ar Royan, ATM, dan lainnya. Hingga saat ini, toko yang menjadi lokasi penggerebegan masih ditutup dan dibatasi garis polisi. (bgs/bgs)











































