Hal tersebut disampaikan ketua RT 4 RW 5 Desa Binorong, Hadiono, yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Ageng. Menurutnya setelah kedua orangtuanya meninggal dunia, Ageng jarang pulang ke rumah. Bahkan, rumahnya saat ini dibiarkan kosong.
"Kadang yang menempati anak dari kakaknya. Itu pun hanya untuk tidur," ujarnya Hadiono Kamis (1/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadiono menjelaskan semula kepergian Ageng adalah untuk kursus sebelum bekerja di Jepang. Namun hingga saat ini belum mendapat panggilan. "Setahu saya sedang sekolah atau kursus di Jakarta," kata dia.
Dalam kehidupan kesehariannya, Ageng termasuk orang yang pendiam. Selain itu juga cenderung keras kepala dan tidak mau mendengarkan nasehat orang lain. "Dulu saat orngtuanya masih ada sempat mau nikah tapi tidak jadi malah pergi ke Jakarta," terangnya.
Baca juga: Kronologi Penangkapan 2 Karyawan Toko di Temanggung oleh Densus 88
Perubahan sikap pada Ageng, menurut Hadiono, terjadi saat dia jualan nuget di Kecamatan Punggelan, Banjarnegara. Saat itu, banyak teman-tamannya yang datang ke rumah untuk membuat bahan nuget.
Setelah orangtuanya meninggal, Ageng tidak lagi jualan dan memilih merantau ke luar kota. Dengan adanya kabar penangkapannya di Temanggung, kata Hadiono, para tetangga sekarang menjadi tahu keberadaan Ageng. Hal itu mengingat selama ini warga tidak tahu keberadaanya karena tidak pernah pulang. (mbr/mbr)











































