2 Pekan Lebih, Tembok Ambrol di Keraton Surakarta Belum 'Disentuh'

2 Pekan Lebih, Tembok Ambrol di Keraton Surakarta Belum 'Disentuh'

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Selasa, 30 Jan 2018 16:55 WIB
2 Pekan Lebih, Tembok Ambrol di Keraton Surakarta Belum Disentuh
Pengendara harus antre satu per satu. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Solo - Sudah dua pekan lebih tembok di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta ambrol. Hingga saat ini, puing-puing reruntuhan tampak masih belum teratasi.

Pantauan detikcom, Selasa (30/1/2018), kondisi lokasi tembok ambrol itu masih sama seperti dua pekan lalu, tepatnya 15 Januari lalu. Jalan Sasono Mulyo yang seharusnya untuk jalan umum terpaksa ditutup sehingga mengganggu aktivitas warga Kelurahan Baluwarti karena jalan tersebut merupakan jalan utama warga keluar masuk pemukiman mereka.

Jalan tersebut hanya dapat dilewati sepeda motor. Itu pun pengendara harus rela mengantre karena sisa jalan hanya cukup untuk satu kendaraan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebetulnya tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah telah meninjau lokasi sehari setelah kejadian. BPCB bersama pihak keraton dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta juga telah berkoordinasi mengenai penanganan tembok keraton.

Perwakilan Keraton Kasunanan Surakarta, KP Bambang Pradotonagoro, mengatakan telah mengirimkan surat rekomendasi penanganan cagar budaya kepada Pemkot Surakarta. Saat ini pihaknya masih menunggu pemkot dan BPCB mengatasi masalah itu.

"Panembahan Agung Tedjowulan sebagai Mahamenteri sudah memberi rekomendasi penanganan. Tapi sampai sekarang kita belum ada petunjuk, apa yang harus dilakukan," ujar Bambang melalui sambungan telepon.

Adapun penanganan cagar budaya yang dimaksud ialah menyortir batu bata yang masih bisa dimanfaatkan. Langkah tersebut harus dilakukan secara manual, tanpa menggunakan alat berat. Nantinya batu bata tersebut akan dipakai lagi pada saat membangun tembok.

Pengkaji Cagar Budaya BPCB Jawa Tengah, Wahyu Broto Raharjo menambahkan bahwa terdapat dua hal yang harus ditangani. Pertama ialah tindakan awal, yakni menangani bangunan yang sudah ambrol. Kedua ialah membangun kembali bangunan cagar budaya yang rusak.

"Untuk tindakan awalnya, justru sebenarnya kita menunggu surat pengajuan pengawasan. Karena kan yang menyortir batu bata nanti dari pemkot, tinggal koordinasinya pemkot dan keraton saja. Kita hanya mengawasi nanti" ujar Broto.

Sedangkan untuk tindakan lebih lanjut, BPCB masih melakukan pengkajian terhadap bangunan keraton yang rawan ambrol. Dia menargetkan kajian dapat selesai pekan ini.

"Kajian ini nantinya akan dipakai pemerintah untuk membuat detail engineering design (DED). Pembangunan nantinya yang melaksanakan dari pemerintah," ungkap dia. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads