BMKG: Potensi Angin Kencang dan Ombak Besar di Laut Selatan Yogya

BMKG: Potensi Angin Kencang dan Ombak Besar di Laut Selatan Yogya

Ristu Hanafi - detikNews
Senin, 29 Jan 2018 17:23 WIB
(Foto: Ilustrasi oleh Zaki Alfarabi)
Yogyakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) agar mewaspadai potensi terjadinya angin kencang di kawasan tempat tinggalnya.

"Baru-baru ini muncul angin kencang di beberapa tempat di Yogyakarta," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Stasiun Klimatologi, Mlati, Sleman, Djoko Budiyono, saat dihubungi detikcom, Senin (29/1/2018).

Djoko menjelaskan adanya peningkatan kecepatan angin belakang ini terutama di bagian selatan DIY karena beberapa hal, yakni adanya perbedaan tekanan udara yang cukup besar antara bagian utara equator (laut Cina Selatan) yang bertekanan tinggi terutama pada permukaan laut (mean sea level pressure) sekitar 1018 hPa. Sedangkan tekanan udara di selatan equator (Australia) mencapai 990 hPa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perbedaan selisih yang cukup besar memicu pergerakan angin yang masuk wilayah Indonesia menjadi lebih besar," terangnya.

Dilanjutkannya, kondisi ini diperkuat dengan munculnya beberapa tekanan rendah di Samudera Hindia atau selatan Jawa hingga kisaran Australia yang memicu kecepatan angin di selatan Jawa termasuk kawasan Yogyakarta menjadi lebih besar.

"Kecepatan angin di pesisir selatan Yogya mencapai 15-25 knot atau 27-46 km/jam, kategori tinggi," ujarnya.

Dampak angin yang tinggi tersebut juga memicu tinggi gelombang berkisar 2,5-4 meter.

Djoko menyatakan kondisi ini perlu diwaspadai selama periode puncak musim hujan di Yogyakarta hingga pertengahan bulan Februari 2018. "Kecepatan angin khususnya di bagian selatan Jawa masih cukup signifikan," imbuhnya.

Tak hanya itu, Djoko juga mengingatkan agar masyarakat mewaspadai peluang terjadi hujan yang masih intensif mengingat pola angin serta suhu muka laut yang hangat mendukung terjadinya hujan dengan itensitas sedang-lebat. Masyarakat juga perlu mewaspadai hujan hujan yang diakibatkan oleh awan cumulonimbus.

"Saat ini jenis awan cumulonimbus banyak terbentuk. Ciri awan ini kalau hujan skalanya lokal, periodenya singkat namun dampaknya cukup besar seperti hujan lebat yang disertai petir, angin kencang, ataupun puting beliung," pungkasnya.

Sementara itu, data dari BPBD Kulon Progo, pada Sabtu-Minggu (27-28/1) kemarin dilaporkan terjadi pohon tumbang di sekitar sembilan titik. Pohon ada yang menimpa rumah, instalasi listrik, hingga menutup akses jalan.

Sedangkan data dari BPBD Sleman, pada Minggu malam-Senin pagi (28-29/1) dilaporkan terjadi pohon tumbang sedikitnya di delapan titik. Pohon ada yang menimpa rumah warga, memutus kabel listrik, dan akses jalan. Kejadian di dua kabupaten itu dipicu hujan disertai angin kencang.

"Seluruhnya sudah terkondisikan, tidak ada korban jiwa," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan kepada wartawan. (mbr/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads