Proyek tanggul ini bertujuan untuk menahan air Sungai Pemali agar tidak meluap ke kawasan perkotaan. Pembuatan tanggul permanen ini dilaksanakan karena tanggul lama di lokasi ini ambles beberapa meter akibat gerusan arus sungai.
"Di kawasan ini tanggul rawan jebol karena berada pada lekukan sungai berarus deras, sehingga perlu penanganan matang. Semua konstruksi bangunan menggunakan beton agar mampu menahan gerusan air sungai," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes, Eko Andalas, Senin (29/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Imam Suripto/detikcom |
Saat ini, sedang dilaksanakan penanganan darurat untuk mencegah jebolnya tanggul tersebut. Dua alat berat didatangkan untuk menguruk badan tanggul. Juga di sisi luar tanggul sedang dibangun talut untuk mencegah terjadinya longsoran tanah tanggul.
Eko menyebut ada 8 desa yang terkena dampak bila tanggul ini jebol terkena banjir. Bila air meluap maka beresiko menggenangi Desa Tengki, Kedunguter, Pagejugan, Sigambir, Pasarbatang, Randusanga Wetan, Randusanga Kulon dan sebagian kawasan Brebes kota.
"Kita mewaspadai tanggul ini karena hujan deras masih terjadi di kawasan Brebes bagian selatan," imbuhnya.
Sejumlah warga mengaku selalu cemas bila terjadi hujan deras mengingat kondisi tanggul yang sudah ambrol. "Kami takut jika hujan deras, kami minta tanggul segera diperbaiki," tutur Kanapi, warga Desa Tengki. (mbr/mbr)












































Foto: Imam Suripto/detikcom