"Jumlah peserta sekitar 40 klenteng, 5 di antaranya dari Malaysia. Lainnya dari kota di Indonesia seperti dari Manado, Cirebon, Semarang, Bali, Jakarta, Surabaya, Gresik, Ambarawa, dan Jakarta," kata pemimpin ritual, Liong Kuo Tjung, saat memberikan keterangan kepada wartawan di lokasi kirab di Jalan Loekmono Hadi, Kudus.
Peserta kirab melintasi Jalan Loekmono Hadi, Jalan Mangga, Jalan Wahid, Alun-alun Kudus, Pendapa Pemkab Kudus, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Tanjung, kemudian lewat Jalan Johar dan kembali lagi ke Kelenteng Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hok Hien Bio Kudus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Foto: Akrom Hazami/detikcom) |
Sebelum acara kirab, lebih dulu diadakan ritual sembahyang bersama dan serah terima Kimsin (patung-patung dewa) dari berbagai kelenteng yang ikut. Bwe Gwee ini merupakan rangkaian awal menuju Imlek yang jatuh pada pertengahan Februari 2018.
"Kami menggelar perayaan Bwe Gwee sebagai ungkapan terima kasih atas karunia Dewa Bumi dalam menjaga alam. Sebelum merayakan Imlek, kami terima kasih dulu pada Dewa Bumi. Ini hari berterima kasih kami pada bumi," terangnya.
Peserta perwakilan kelenteng mengusung tandu berisi patung dewa yang diarak mengelilingi jalan-jalan di Kudus. (mbr/mbr)












































(Foto: Akrom Hazami/detikcom)