Kasubag Humas Polres Semarang, AKP Teguh Hadi Susilo, membenarkan adanya laporan kejadian tersebut. Peristiwa itu terkadi pada Sabtu (27/1) sekitar pukul 10.00 - 10.30 WIB di Dusun Tugu, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Pada saat kejadian korban naik angkot bersama suaminya, Nur Chamid (51).
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban ini sebelumnya cekcok (dengan suaminya). Diduga korban lompat dari angkot hingga jatuh, ketika itu sempat dibawa ke RS DKT Salatiga, tapi sampai rumah sakit sudah meninggal," kata Teguh saat dihubungi, Minggu (28/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persoalan tak berhenti di situ. Keluarga mencurigai ada kekerasan terhadap korban lalu melaporkan Nur Chamid ke polisi. Selanjutnya, untuk mengetahui penyebab kematian, Sabtu malam dilakukan autopsi jenazah di RS Bhayangkara Semarang.
"Hasil pemeriksaan medis RS Bhayangkara akan jadi pedoman kami. Terlapor sudah kami amankan dan angkot H 1055 BB, kami sita sebagai barang bukti," kata Kasat Reskrim Polres Semarang, AKP Yusi Andi Sukmana.
Darius, seorang warga yang tinggal di dekat lokasi kejadian, mengaku melihat kejadian saat Sri sudah tergeletak di pinggir jalan setelah melompat dari angkot. Dia mengaku mendengar sopir angkot mengatakan' 'kenapa ndadak loncat' (kenapa harus melompat).
"Ada angkot berhenti, terus korban dinaikkan di angkot kembali," kata Darius (31), warga Dusun Tugu, Desa Bener sembari menambahkan warga setempat kemudian membersihkan darah yang berceceran di jalan. (mbr/mbr)











































