Ketemu Bupati Bantul, Panitia JAS 2018 Keluhkan Parkir Nuthuk

Ketemu Bupati Bantul, Panitia JAS 2018 Keluhkan Parkir Nuthuk

Usman Hadi - detikNews
Jumat, 26 Jan 2018 13:09 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
Bantul - Panitia Jogja Air Show (JAS) 2018 bertemu dengan Bupati Bantul, Suharsono. Mereka mengeluhkan pernah ditarik tarif parkir yang tidak wajar dalam pelaksanaan JAS sebelumnya di Pantai Selatan, kawasan Parangtritis, Kretek, Bantul.

"Mereka (juru parkir) mematok tarif yang sangat tinggi, Rp 3 juta," kata Kepala Dinas Personel Lanud Adisutjipto, Kolonel Pnb Andi Wijanarko kepada wartawan sesuai bertemu dengan Bupati Bantul, Suharsono, di Parasamya, Jumat (26/1/2018).

Kapodirga Paralayang, Alfari Widyasmara membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya pernah dikenai tarif parkir yang tidak wajar saat memarkirkan kendaraannya di sisi timur Parangtritis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang ada kendala, di mana parkir untuk event Jogja Air Show tamu dari luar daerah, begitu juga wisatawan, kami harus dicash parkir nilainya agak sedikit cukup fantastis buat kami," ungkapnya.

Menurut Alfari, lahan parkir yang nuthuk tersebut disebut-sebut milik warga, sehingga mereka mematok tarif sesuai keinginannya. Akhirnya tarif yang mereka tarik lebih mahal di banding tarif parkir resmi dari pemerintah.

"Kami sudah mengobrol dengan Pak Aris dari (Dinas) Perhubungan Bantul, dia akan menindaklanjuti ini, akan melihat ke lapangan," katanya.

Pihak Dishub Bantul, lanjut Alfari, berjanji akan memastikan apakah lahan parkir nuthuk tersebut milik pribadi atau bukan. Jika bukan milik pribadi, pemerintah akan segera mengambil tindakan.

"Sebenarnya (tarif parkir nuthuk) hanya satu blok dan itu hampir setiap tahun. Bisa sampai Rp 3 juta (tarif) satu blok untuk di hari Jumat, Sabtu, Minggu. Padahal kita intensnya Sabtu dan Minggu," kata Alfari.

Ia melanjutkan, sebenarnya pihaknya tidak mempersoalkan ditarik tarif Rp 3 juta untuk satu blok parkir selama acara JAS. Namun, ternyata tempat parkir tersebut juga digunakan untuk tempat parkir umum.

"(Wisatawan) yang parkir itu pun ditarik sama mereka. Itu (satu blok parkir) 20 mobil saja tidak sampai. 10 (mobil) saja tidak nyampai itu," paparnya.

Bupati Bantul, Suharsono menjelaskan, memang parkir menjadi persoalan pelik di Pantai Selatan Bantul termasuk di kawasan Parangtritis. Warga, disebutnya terkadang menawarkan jasa parkir sendiri-sendiri.

"Ini mau saya cari solusinya. Kalau dilarang itu rumah dia sendiri, tetapi pada dasarnya ojo ngentel (nuthuk) lah," kata Suharsono.

Ketemu Bupati Bantul, Panitia JAS 2018 Keluhkan Parkir NuthukFoto: Usman Hadi/detikcom

Untuk itu Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul berencana mengumpulkan juru parkir yang beroperasi di Pantai Depok dan Pantai Parangtritis. Mereka dikumpulkan untuk diberikan arahan sekaligus untuk mengantisipasi adanya parkir 'nuthuk' saat ajang JAS 2018 berlangsung.

"Kita kalau tidak (hari) Senin atau Selasa mau ke lokasi (parkir nuthuk) seperti yang disampaikan. Kita mau konfirmasi kemudian kita kumpulkan petugas parkir untuk menghadapi Jogja Air Show itu," kata Kepala Dishub Bantul, Aris Suharyanta saat dihubungi wartawan.

Menurutnya, memang parkir menjadi persoalan pelik di Pantai Depok atau Parangtritis, terlebih saat acara besar berlangsung. Sebab, dipastikan jumlah pengunjung akan membeludak.

Akhirnya setiap kali ada acara besar seperti JAS, selalu terjadi penumpukan kendaraan. Akibatnya Kemacetan kerap terjadi di pintu masuk TPR Induk Parangtritis maupun di jalan tembus Pantai Parangtritis-Depok.

"Tapi mohon maaf, mengacu ke tahun kemarin kita kan betul-betul kuwalahan. Dalam arti lahan parkir pun tidak tersedia, sehingga banyak sekali mobil yang mau masuk tidak bisa parkir. Jadi akhirnya parkirnya sembarangan," sebutnya.

Selain itu, para juru parkir liar terkadang juga memanfaatkan momen penumpukan kendaraan tersebut. Mereka membuka tempat parkir dadakan di sekitar lokasi pantai maupun di dekat tempat pelaksanaan JAS.

"Untuk itu dari kemarin kita sudah memasang spanduk, sudah kita imbau semuanya. Setiap kali di paguyuban-paguyuban itu kita sudah sosialisasi (tarif parkir sesuai ketentuan) terus," ungkapnya.

"Ya kalau (juru parkir) kedapatan menuthuk ya tidak akan memberikan (mencabut) izin. Tindakannya seperti itu. Tapi mungkin pihak kepolisian ada langkah-langkah lain," lanjutnya.

Dalam ajang JAS 2018 yang digelar 17-18 Februari ini direncanakan sebanyak 50 paramotor akan terbang bersama.

"Nanti akan ada pemecahan rekor 50 paramotor," imbuh Kepala Dinas Personel Lanud Adisutjipto, Kolonel Pnb Andi Wijanarko.

Andi menjelaskan, target 50 paramotor terbang bersama ini akan memecahkan rekor sebelumnya yang dipecahkan di Ngawi, Jawa Timur. Kala itu, sebanyak 44 paramotor berhasil memecahkan rekor nasional paramotor.

Selain paramotor, banyak aksi yang akan ditampilkan di ajang JAS ini. Seperti Jupiter Aerobatic Team, Solo Aerobatic pesawat Pitts 2C, Cross Country Flight Microlight, Cross Country Paramotor, terjun payung, aeromodeling dan lainnya.

"Tahun ini sementara kita khususkan di sini, di (Pantai) Depok. Cuma startnya ada yang dari Parangtritis, Parangkusumo, Watu Gupit," pungkas dia. (bgs/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads