Cuaca Buruk, Nelayan Rajungan di Rembang Pilih Tak Melaut

Cuaca Buruk, Nelayan Rajungan di Rembang Pilih Tak Melaut

Arif Syaefudin - detikNews
Senin, 22 Jan 2018 14:18 WIB
Foto: Arif Syaefudin/detikcom
Rembang - Akibat cuaca buruk saat ini, nelayan rajungan di Kabupaten Rembang memilih tidak melaut terlebih dahulu. Sebab, dengan kondisi cuaca buruk yakni ombak tinggi yang berpotensi membahayakan para nelayan.

Para nelayan yang biasa mencari rajungan ini menggunakan perahu kecil dengan mesin tempel sehingga rawan rusak ketika diterjang ombak besar. Mereka kini memilih menyandarkan kapal di pinggir laut sembari menunggu cuaca membaik lagi.

Nelayan biasa mencari rajungan di sekitar perairan Laut Jawa. Mereka hanya mencari rajungan selama satu hari melaut saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jamari, salah satu nelayan rajungan asal Desa Pedak Kecamatan Sulang mengaku, hasil tangkapan sekitar tiga hari terakhir menurun drastis. Dari yang semula satu perahu bisa membawa pulang 20-30 kg rajungan, kini ia hanya membawa pulang 5 kg saja.

"Ini saya cuma bawa pulang 5 kg aja. Kalau kemarin saya masih kuat 20 kg. Biasanya kalau pas musimnya, bulan Desember sampai Januari awal itu bisa sampai 30 kg, bahkan pernah sampai 50 kg," tuturnya kepada detikcom, Senin (22/1/18).

Ia mengaku di saat kondisi ombak tinggi seperti ini, hanya berani mencari rajungan di jarak 5-10 mil dari pantai. Padahal biasanya ia mampu mencari rajungan sampai jarak 15 mil.

"Ombak kira-kira 3 sampai 5 meter. Ya gak berani jauh-jauh, ini tadi berangkat jam 4 fajar, pulang jam 12 siang. Jaraknya paling jauh sekitar 10 mil, biasanya sampai 15 mil," imbuh Jamari.

Nelayan rajungan lainnya, Rasdi mengaku cuaca buruk tidak hanya membuat hasil tangkapan menurun drastis. Namun, juga berisiko merusak kapal yang sedang bersandar. Sebab, ombak tinggi rawan membuat kapal yang bersandar saling bertabrakan.

"Kita kalau malam, dengan kondisi cuaca seperti ini pasti gantian berjaga. Khawatirnya, kalau ombak tinggi seperti ini kan bisa membuat kapal yang sedang bersandar bisa saling bertabrakan. Sering seperti itu, makanya siang malam kita siaga," katanya.

Akibat stok yang semakin sedikit, harga rajungan kini naik. Dari yang semula Rp 50 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 70 ribu per kilogram.

Hariyanti, salah seorang pengepul rajungan menyebut kenaikan harga sudah mulai terjadi sejak tiga hari belakangan.

"Memang musimnya pas ramai itu mulai Desember sampai Januari, kalau sekarang ini kebetulan pas cuacanya mulai parah. Jadi tangkapannya kian menurun. Kemarin harga per kilonya Rp 50 ribu, sekarang Rp 70 ribu," tuturnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads