Sang ayah, Mahesa Muchlisin (40) menceritakan bahwa nama yang diberikan kepada putrinya ini merupakan wujud rasa syukurnya karena pemerintah kini mempebolehkan cantrang kembali beroperasi. Bayi mungil ini memiliki nama lengkap Putri Cantrang El Muhlis. Nama ini menurut orang tuanya mengandung arti putrinya Chandra yang terang benderang dan tulus ikhlas. Candra merupakan nama sang ibu, Chandra Sinta Dewi (30).
Mahesa Muchlisin merupakan seorang perajin tambang kapal di Desa Kubang Wungu Kecamatan Ketanggungan Brebes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muchlisin bercerita, saat itu ekonomi keluarga juga tidak menentu. Sampai akhirnya perjuangan nelayan membuahkan hasil pada tanggal 17 Januari lalu. Di mana pemerintah saat itu menyatakan bahwa kapal cantrang diperbolehkan kembali melaut di Pantura.
Selang beberapa lama setelah keputusan ini, istri Muchlisin melahirkan pada 19 Januari 2018 pukul 16.55 WIB. Bayi perempuan ini memiliki bobot 3,9 kg dengan panjang 50 cm. Orang tua bayi pun kemudian membubuhkan kalimat Cantrang pada nama bayinya.
"Ini sebagai hadiah. Saya senang usaha saya bisa kembali jalan dengan diperbolehkannya kapal cantrang melaut lagi," ujar Muchlisin.
Muchlisin mengaku, ikut berjuang bersama nelayan nelayan cantrang lain agar diizinkan kembali melaut. Bahkan pada saat demo di Istana Negara tanggal 17 Januari lalu, dia ikut bersama pengrajin tambang lainnya.
"Saya ikut orasi bahkan rela mengeluarkan biaya sendiri untuk bisa berdemo di Jakarta kemarin," imbuhnya.
Untuk sementara waktu, anak Muchlisin tersebut berada di Kutoarjo bersama ibunya. Dia mengaku terpaksa menitipkan ke keluarga istri di Kutoarjo karena kondisi ekomomi keluarga yang tidak menentu akibat usahanya tidak berproduksi.
"Insha Allah setelah 40 hari anak itu akan saya boyong ke sini biar kumpul kembali," pungkas Muchlisin. (sip/sip)