Harga beras saat ini mencapai Rp 13 ribu/kg, sangat memberatkan warga miskin di pedesaan. Warga di kawasan Pemalang selatan akhirnya memilih Jagung sebagai makanan pokok pengganti beras.
Sebagian besar warga di Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Pemalang, terpaksa berganti mengkonsumsi nasi jagung. Alasannya jelas, lebih murah. Satu kilo jagung bisa didapat seharga Rp 4 ribu. Ini cukup terjangkau bagi kalangan buruh yang penghasilannya tidak lebih dari Rp 30 ribu/hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Haryanti, salah satu warga Dukuh Cikunang, Desa Jurangmangu, saat ditemui detikcom di rumahnya, mengaku bahwa sejak harga beras mahal, dirinya memilih untuk beralih mengonsumsi jagung.
"Sejak bulan Desember beras terus naik. Kita tidak mampu untuk membelinya. Selain mahal, (beras) juga sulit didapat," jelasnya, Jumat (19/1/2018).
Hal serupa juga disampaikan Sartono (50). Penghasilanya yang hanya sebagai buruh tani sayuran, tidak mampu untuk membeli beras dengan harga yang saat ini. "Yang penting bisa makan. Walaupun kenyangnya beda, untuk saat ini tak apalah," kata Sartono.
![]() |
Selain di Jurangmangu, warga Desa Clekatakan juga mengonsumsi nasi jagung sebagai penganti beras. Kepala Desa Clekatakan, Sutrisno (37) pada detikcom menjelaskan, sebagian warganya memang beralih dari makan beras ke makan nasi jagung. Dari 7 ribu jiwa warganya, 30 persen dari mereka mengonsumsi nasi jagung.
"Sekitar 30 persen warga saya mengganti makanan pokoknya ke nasi jagung. Beras mahal. Kalau di tempat saya mencari beras layak makan sulit. Sedangkan warga kami kebanyakan petani jagung. Untuk lebih murah akhirnya mengolah jagung menjadi nasi," kata dia.
![]() |
Beralihnya makanan pook warga dari nasi beras ke nasi jagung ini, menurut Sutrisno, sudah berlangsung selama sebulan terahir ini, atau sejak bulan Desember tahun lalu. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini