Terdapat beberapa bagian di kawasan yang diberi nama Joyokusuman Cultural Center (JCC) itu. Antara lain pendapa, pusat studi arsitektur Jawa, arena pementasan terbuka, taman dan beberapa bangunan pendukung.
Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan JCC akan berbeda fungsinya dengan Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) milik pemerintah provinsi yang berada di Solo. JCC murni difungsikan sebagai pusat kebudayaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Di TBJT kan juga dipakai untuk gedung perkawinan. Kalau di sini murni untuk pengembangan kebudayaan, seminar, kajian, di sini akan lebih sakral. Kalau di sini nuansa budayanya akan muncul," kata Rudy usai meninjau JCC, Selasa (16/1/2018).
Hingga tahapan ini, revitalisasi bekas kediaman Joyokusumo itu menelan dana sampai Rp 8,7 miliar. Setelah ini, Pemkot masih berencana membangun koridor atau jalan masuk menuju JCC.
![]() |
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Surakarta, Endah Sitaresmi, mengatakan selain pembangunan koridor, pihaknya berencana membangun gedung teater bergaya futuristik.
"Ini sebagai penanda arsitektural zaman sekarang. Berbeda dengan bagian utama Dalem Joyokusuman yang menjadi penanda masa lalu," ujarnya.
![]() |
Gedung teater beserta area parkir akan dibangun di bagian depan sisi timur area JCC. Untuk membangun koridor, gedung teater dan area parkir, diperkirakan membutuhkan dana Rp 12 miliar.
Ndalem Joyokusuman semula adalah kediaman pribadi Mr GPH Joyokusumo, salah satu putra Susuhunan Paku Buwono X. Setelah beberapa kali berpindah tangan, kepemilikian terakhir rumah tersebut berada di tangan Widjanarko Puspoyo Widjanarko Puspoyo, hingga akhirnnya disita negara seiring kasus korupsi yang membelit pemiliknya. (mbr/mbr)