Ketua Umum Santri Joyo, Muhammad Akrom mengatakan, sarasehan kiai kampung tersebut dilangsungkan di rumah pengasuh Ponpes Al-Mina, KH Anas Anwar di Ngawinan, Jetis, Bandungan. Untuk kiai kampung Rifa'iyah yang datang dari Wonosobo, Temanggung, Pati, Demak, Batang, Pekalongan, Pemalang dan Indramayu, Jabar.
"Kalau di Jawa Tengah ada sekitar 32 DPD. Kunjungan ini dalam rangkaian Haul Akbar KH Abdul Malik ke-30," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah saraserahan, kemudian Ganjar bersama pengasuh ponpes melihat green house bantuan dari Presiden Joko Widodo. Untuk di green house tersebut ditanami berbagai macam sayuran seperti selada, bayam, tomat maupun sayuran lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Ganjar sempat memanen selada yang proses penanaman dengan sistem hidroponik.
![]() |
"Salah satunya green house dan ternyata produk ini punya nilai jual yang tinggi. Satu organik, ada jaminan di pasarnya dari supermarketnya. Ini menjadi suplai yang terus menerus. Pembelajarannya adalah santri bisa belajar, teknologinya lumayan canggih, medianya tidak biasa yang luar biasa, kemudian tahapan berikutnya di samping nilai ekonominya didapat, santri bisa belajar untuk nantinya bekal mandiri," tutur Ganjar usai melihat dan panen selada di green house di kompleks Ponpes Al-Mina.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mendorong santri untuk memasarkan produk secara online. Hal ini mengingat hasil produknya sudah bagus dan hasilnya dinilai keren. Kemudian, apa yang dihasilkan bisa menjadi sangu para santri.
"Ini tinggal di makan saja, sebenarnya sudah siap. Saya mencoba mendorong mereka untuk jualan online, karena yang organik ini juga menjadi lifestyle buat mereka-mereka yang punya duit lebih banyak. Pingin sehat, belinya yang organik, harganya mahal mau, bahkan sekarang mereka minta diantar ke rumah. Kalau mereka bisa masuk online, mereka punya regopantes.com, kita punya petani. Ini aplikasi-aplikasi yang bisa didownload pakai android," tuturnya. (bgs/bgs)