Salah satu pengungsi Mariah (30) mengaku sudah 4 malam mengungsi di rumah saudaranya yang masih di Desa Bantar. Sebab, rumah miliknya yang berada di dekat lokasi tanah gerak sudah tidak memungkinkan untuk ditempati.
"Saya untuk sementara tinggal di rumah saudara. Di sini ada 2 KK dan 8 jiwa yang mengungsi di sini," ujarnya, Kamis (11/12018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan, selama ini bantuan berupa makanan belum menyasar untuk anak di bawah umur. Padahal, biasanya anak di bawah umur tidak terbiasa makan yang rasanya pedas. Ia berharap agar nantinya untuk bantuan makanan juga memperhatikan anak di bawah umur.
"Untuk tidur bareng-bareng di ruang tamu. Meski selimut masih ada namun yang terpenting adalah bantuan untuk anak di bawah umur. Belum lagi kebutuhan lain seperti pampers," keluhnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara mengatakan, saat ini pengungsi berjumlah 443 jiwa dan tersebar 76 titik. Sebagian besar meraka tersebar di rumah-rumah saudara baik di Desa Bantar maupun di luar Desa Bantar.
"Berdasarkan pendataan yang kami lakukan saat ini yang dibutuhkan adalah selimut dan tikar. Kami akan segera mendistribuskan bantuan tersebut kepada para pengungsi," ujarnya.
Jumlah pengungsi ini berasal dari Dusun Mramen Desa Bantar yang berada paling dekat dengan lokasi tanah gerak. Namun, untuk warga Dusun Sikenong Desa Bantar dan warga Desa Suwidak masih berada di lokasi.
"Kalau yang di Sikenong dan Suwidak sebenarnya jauh dengan lokasi tanah gerak. Tetapi dua tempat itu terisolir karena jalan menuju ke wilayah meraka terputus karena tanah gerak," tuturnya.
Seperti diketahui, jalan menuju ke Dusun Sikenong Desa Bantar dan Desa Suwidak putus total karena tanah gerak. Hingga saat ini, tanah masih terus bergerak dan zona aman dinyatakan lebih dari 150 meter dari titik tanah gerak. (sip/sip)











































